Konten dari Pengguna

Absinthe, Miras Penyebab Halusinasi dari Swiss

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
11 November 2018 2:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Minuman ilegal yang dijuluki 'peri hijau' itu disajikan secara gerilya selama dua abad.
Absinthe, Miras Penyebab Halusinasi dari Swiss
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Gambaran efek setelah meminum absinthe | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Di pedalaman Val-de-Travers, distrik lembah hijau di Swiss, terdapat sebuah hutan yang menginspirasi penulisan dongen-dongeng Grimm Bersaudara. Dipenuhi oleh banyak pohon pinus tua, bentuk bebatuan yang unik, serta lumut licin nan empuk.
Telah sejak dahulu, di hutan itu orang-orang menyimpan absinthe dalam kotak kayu (seperti kotak pos). Menghidangkannya secara gratis agar turis dapat menikmatinya. Uniknya, setiap kali absinthe dalam botol habis, esok kemudian biasanya akan kembali terisi; inilah yang menimbulkan mitos bahwa mahluk gaib telah mengisinya.
Bagaimanapun, cara tersebut sebetulnya ialah kebiasaan lama yang masih dilakukan hingga sekarang oleh warga sekitar. Sebelum 13 tahun lalu, absinthe masih tercatat sebagai minuman ilegal dalam hukum Swiss, sehingga menyajikannya secara gerilya menjadi pilihan terbaik untuk promosi.
ADVERTISEMENT
Absinthe pertama kali muncul di Couvet, kota di Val-de-Travers, pada akhir abad ke-18. Bahan-bahannya terbuat dari sari apsintus, adas manis, dan tanaman lokal lainnya, juga sering ditambahkan dengan alkohol hingga kadar 70 persen.
Popularitasnya meningkat tajam seiring dengan desas-desus bahwasanya roh di dalam absinthe telah menyebabkan orang-orang berhalusinasi dan bersikap kasar. Pada tahun 1910, otoritas Swiss secara resmi melarang minuman yang dijuluki 'peri hijau' itu, sedangkan para penyuling juga mulai menjualnya secara diam-diam di dalam hutan.
Pada 2005, larangan terhadap absinthe dicabut dan orang-orang tak lagi harus berbisik ketika membicarannya. Tetapi, menghidangkannya secara gerilya telah menjadi tradisi menarik yang sulit ditinggalkan para penyuling.
Sumber: val-de-travers.ch | bbc.com