Akuaduk Segovia, Saluran Air Peninggalan Romawi yang Dibangun Tanpa Perekat

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2020 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akuaduk di Segovia, Spanyol, patut dipuji sebagai salah satu contoh klasik dari arsitektur saluran air oleh bangsa Romawi kuno. Desainnya sederhana, namun sangat megah untuk dilihat. Saluran air tersebut dibangun pada abad ke-1 Masehi untuk mengalirkan air dari Sungai Frío yang berjarak 17 km menuju kota. Hal yang paling mengesankan adalah ketika mengetahui bahwa arsitektur ini ternyata dibangun tanpa satu pun ons mortar (perekat seperti semen).
ADVERTISEMENT
Secara geografis, Segovia berada sekitar 100 km dari arah barat laut Kota Madrid. Di mana pada awalnya tempat tersebut merupakan pemukiman Celtic, sebelum jatuh ke tangan Romawi sekitar tahun 80 SM. Di bawah kekuasaan Romawi, Segovia lantas berkembang menjadi kota penting.
Kontruksi saluran ini terbuat dari tumpukan balok granit yang disusun tanpa mortar atau penyangga sekalipun pada akhir abad ke-1 atau awal abad ke-2. Sebetulnya sedikit sulit untuk memastikan waktu pasti pembuatannya, karena prasasti yang menunjukkan tanggal konstruksi telah terkikis seiring usia. Bukti arkeologis terkuat menempatkan waktu kontruksi sekitar pada masa Kekaisaran Trajanus atau Kekaisaran Hadrian.
Air dibawa dari pegunungan dengan memanfaatkan ketinggian alami melalui saluran bawah tanah ke tangki penyimpanan besar yang disebut El Caserón (Rumah Besar), kemudian di bawa ke menara kedua yang dikenal sebagai Casa de Aguas (Rumah Air). Di sana, air akan ditampung secara alami; dan pasir yang dibawa dibiarkan mengendap, sebelum lanjut mengalir sejauh 728 meter melalui jembatan akuaduk hingga mencapai Plaza de Díaz Sanz.
Foto: Wikimedia Commons
Total blok granit yang diperlukan untuk membangun jembatan akuaduk tersebut sekitar 20.400 buah. Blok granit terbesar pada arsitektur memiliki berat sekitar dua ton, dengan rata-rata blok granit lainnya memiliki berat satu ton. Blok granit kemudian diangkat hampir setinggi 30 meter dengan bantuan crane kayu untuk menyusunnya.
ADVERTISEMENT
Selama Era Romawi, tiga dari lengkungan tertinggi masing-masing memiliki tanda dengan huruf perunggu, menunjukkan siapa nama pembangunnya beserta tanggal pembangunannya. Saat ini, hanya dua saja yang masih terlihat. Diketahui salah satunya tertulis nama Hercules, yang menurut legenda adalah pendiri kota.
Tidak sepenuhnya benar bahwa akuaduk ini telah bertahan selama dua ribu tahun. Sebenarnya, pada abad ke-11, invasi Yahya bin Ismail Al-Mamun menghancurkan sekitar 36 lengkungan jembatan akuaduk. Beberapa blok granit yang jatuh kemudian digunakan untuk membangun kastil Raja Alfonso VI. Pada abad ke-15, bagian yang rusak dibangun kembali dengan sangat hati-hati agar tidak mengubah bentuk aslinya. Pada awal abad ke-19, semua bangunan yang berdekatan dengan jembatan akuaduk terpaksa dihancurkan agar dapat mempermudah perbaikan.
ADVERTISEMENT
Meskipun akuaduk di Segovia ini dianggap sebagai salah satu saluran air Romawi yang terawat dengan baik, namun strukturnya tidak berjalan dengan baik belakangan ini. Erosi dan pembusukan menyebabkan kebocoran air dari struktur atas jembatan. Pun polusi kendaraan menyebabkan blok granit rusak dan retak. Sejak 2006, akuaduk ini telah berada di bawah World Monuments Watch oleh World Monuments Fund (WMF).
Referensi: