Konten dari Pengguna

Anjing Berkepala Dua, Eksperimen Sadis nan Jenius dari Demikhov

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
10 Juni 2020 21:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eksperimen terakhir tahun 1959 | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Eksperimen terakhir tahun 1959 | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Akan sangat sulit menilai Vladimir Petrovich Demikhov dari perspetif moral, baik dari sudut pandang zamannya ataupun setelahnya. Ia adalah iblis yang dibenci banyak orang atas kegilaannya, namun juga dihormati atas sumbangsih jeniusnya. Sudah selaiknya, membahas tentang dirinya merupakan dilema bagi kita semua.
ADVERTISEMENT
Ia amat dikenal sebagai ilmuwan Uni Soviet yang tergila-gila dengan eksperimen pencangkokkan tubuh. Dalam salah satu eksperimennya, ia berhasil menjaga sebuah kepala anjing agar tetap hidup, dan menempelkannya di tubuh anjing yang lain. Tak pelak, Demikhov pun mendapatkan julukan "dr. Frankenstein" atas terobosannya ini.
Bagaimanapun, eksperimen tersebut bukanlah kali pertama yang dilakukan oleh Demikhov. Pada tahun 1937, saat usianya baru 21 tahun dan masih menjadi mahasiswa, ia berhasil membuat syok profesornya dengan menciptakan jantung buatan pertama dan menanamkannya pada seekor anjing. Anjing tersebut dapat bertahan hidup selama lima jam.
Setelah lulus, Demikhov melanjutkan penelitian eksperimennya dengan melakukan transplantasi jantung, paru-paru, hati, dan ginjal, pada anjing dan kucing. Beberapa hewan percobaannya hanya bertahan selama sebulan; empat anjingnya dapat bertahan hidup selama dua tahun; dan satu anjing yang dioperasi pada tahun 1953 mampu bertahan selama tujuh tahun.
ADVERTISEMENT
Terdorong oleh kesuksesannya, Demikhov pun mulai bergerak ke eksperimen yang lebih berani. Tahun 1954, ia melakukan operasi paling kontroversial, dengan mencangkokkan kepala dan kaki depan seekor anak anjing berukuran kecil ke leher seekor anjing dewasa yang berukuran besar.
Ketika kabar eksperimennya menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika, banyak orang bertanya-tanya perihal eksperimen yang Demikhov lakukan. Beberapa media bahkan menanyakan tentang prosedur semacam itu apakah sesuai dengan kebutuhan medis (?).
Tetapi, dengan ketenangannya, saat itu Demikhov dapat melihat dengan jelas ke masa depan. Ia benar-benar keluar dari tempurung sains masa itu. Ia mengatakan:
Sebuah jawaban yang teramat bijak dari Demikhov atas eksperimennya yang kurang ajar. Percobaan serupa ia lakukan untuk terakhir kalinya di Jerman, pada tahun 1959.
ADVERTISEMENT
Demikhov lantas menerbitkan sebuah buku berjudul “Transplantasi Eksperimental Organ Vital”, Pada tahun 1960, yang dalam buku tersebut ia menjelaskan secara rinci terkait berbagai pendekatan dan teknik bedah yang sesuai prosedurnya. Segera buku ini pun diterjemahkan dan disebar ke seluruh dunia. Dalam waktu yang lama, buku Demikhov pun menjadi satu-satunya monograf di bidang transplantasi organ dan jaringan.
Meskipun Ia sangat berkontribusi terhadap ilmu kedokteran yang memang sedang berkembang saat itu, akan tetapi masih sangat sedikit yang mengakui Demikhov, terutama dari komunitas medis di negaranya sendiri. Kemungkinan karena pemikiran dan tindakan Demikhov sudah jauh melewati batas pemahaman orang-orang pada zamannya.
Eksperimennya pun baru diakui oleh Rusia, menjelang akhir hidupnya. Ia dianugerahi penghargaan “Order for Services for the Fatherland” pada tahun 1998 dan wafat pada tahun yang sama. Baik ataupun buruk, warisan ilmu Demikhov tetaplah tak bisa kita tolak.
ADVERTISEMENT
Referensi: