Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Apakah Bunga Matahari Mengikuti Arah Matahari Selama 24 Jam?
3 Januari 2020 20:05 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Tuk ku tuk Hamtaro berlari ... Apa yang paling dia senangi ... Biji bunga matahari"
ADVERTISEMENT
Lirik lagu kartun Hamtaro versi Indonesia ini pasti mengingatkan kita tentang bentuk bunga matahari yang indah itu. Bunga matahari telah lama menjadi sumber inspirasi bagi para seniman yang tak terhitung jumlahnya, termasuk diantaranya Claude Monet dan Vincent Van Gogh. Bunga ini memiliki kesan ceria karena warna kuning yang mencolok serta bentuknya seperti sinar matahari.
Awal mula penamaan "bunga matahari" berasal dari sifatnya yang suka bergerak mengikuti cahaya matahari. Tapi, benarkah bunga ini mengikuti arah cahaya matahari dalam kurun waktu 24 jam? Jawabannya adalah "tidak", bunga ini tidak selalu mengikuti arah cahaya matahari.
Memang bunga matahari memiliki fungsi heliotropisme, yaitu gerak tumbuhan yang terjadi akibat pengaruh arah datangnya rangsang yang berupa cahaya. Menurut para ilmuwan, fungsi heliotropisme ini memiliki ritme sirkadian (ritme ini adalah proses biologis yang menunjukkan osilasi endogen dan berulang setiap sekitar 24 jam. Ritme ini didorong oleh jam sirkadian, dan telah banyak diamati pada tanaman, hewan, jamur, dan cyanobacteria). Mekanisme kerja ritme ini sama seperti mekanisme tubuh manusia.
ADVERTISEMENT
Fungsi heliotropisme di bunga matahari lebih banyak terjadi ketika bunga masih muda, dimana batang bunga muda akan membuat "gerakan" dengan menggunakan sisi batang yang panjangnya berbeda pada berbagai titik di hari itu. Dengan kata lain, sisi timur batang bunga muda akan membesar dari pagi hingga sore, memungkinkan mereka mekar dan berubah arah dari timur ke barat mengikuti cahaya matahari. Tetapi pada malam hari, sisi barat setiap batang bunga muda akan tumbuh cepat untuk memudahkan bunga kembali ke menghadap timur ketika fajar datang.
Sedangkan bagi bunga yang telah dewasa, ia akan berhenti melacak sinar matahari. Pertumbuhan keseluruhan bunga pun melambat, dan jam sirkadian bunga hanya bereaksi paling kuat terhadap sinar matahari pagi daripada waktu lainnya. Akibatnya, bunga mekar secara bertahap dengan terus menghadap ke arah timur (tempat dimana sinar matahari akan muncul untuk pertama kali).
ADVERTISEMENT
Uniknya, bunga matahari sebenarnya tidak hanya bereaksi terhadap cahaya matahari saja, tetapi terhadap cahaya buatan ia pun mampu "bergerak". Bunga matahari ternyata handal dalam melacak sumber cahaya apapun bentuknya selama berada dalam periode 24 jam. Tetapi jika sudah mendekati 30 jam, bunga tidak akan dapat lagi bergerak seperti sebelumnya. Fungsi heliotropisme ini ternyata memiliki manfaat yang luar biasa penting bagi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan jika kita mengikat bunga agar tidak bisa lagi mengikuti arah cahaya matahari, bunga memiliki sedikit daun, dan mengalami penurunan biomassa.
Lalu mengapa Bunga matahari dewasa melepaskan fungsi heliotropiknya? Penyebabnya adalah lebah penyerbuk dan serangga lainnya. Para peneliti menemukan bahwa bunga yang menghadap ke timur lima kali lebih menarik bagi lebah penyerbuk dan serangga. Ditambah lagi, bunga yang mekar ke arah timur lebih cepat panas serta terlihat lebih hangat dan inilah yang sangat disukai lebah penyerbuk.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Penelitian ini sangat menarik untuk ditelaah lebih jauh oleh para ilmuwan karena mampu membuat kita memahami lebih jauh tentang fungsi adaptif jam sirkadian, terutama yang berkaitan dengan kekuatan respon pertumbuhan dan waktu yang memicu lingkungan tempat tanaman itu tumbuh.
Sumber: gardenhealth.com | gardenerspath.com | ripleys.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org