Asal Kata 'Lunatic' dan Pengaruh Bulan Purnama Terhadap Kegilaan Manusia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
29 Juli 2020 18:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kegilaan | Pixabay/Małgorzata Tomczak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegilaan | Pixabay/Małgorzata Tomczak
ADVERTISEMENT
Saat bulan benar-benar bundar, pada setiap tanggal 15 bulan Kamariah, sains telah membuktikan adanya pengaruh terhadap manusia dan hewan yang mengalami perubahan perilaku. Sebelumnya pun telah dijelaskan bahwa bulan purnama diduga menyebabkan gangguan tidur pada manusia, peningkatan kriminalitas, dan hewan menjadi lebih cenderung menggigit.
ADVERTISEMENT
Di lain sisi, bulan purnama juga memiliki kaitan dengan kesehatan mental manusia. Setidaknya jika ditinjau secara etimologi, kepercayaan bahwa bulan purnama emicu perilaku tak lazim pada manusia, telah berkembang dalam peradaban terdahulu.
Kata lunatic, sebagai patokan utamanya, yang berarti 'gila' dalam bahasa Indonesia, berasal dari kepercayaan yang telah lama ada bahwa bulan memiliki efek pada psikologis kepada manusia.
Dijelaskan dalam kamus Merriam-Webster, pembentukan kata lunatic dipengaruhi oleh kata lunatik dari bahasa Inggris pada Abad Pertengahan; dari kata lunaticus dalam bahasa Late Latin (abad ke-3 sampai ke-6); dan dari kata luna dalam bahasa Latin. Secara berurutan, luna berarti 'bulan' dan lunaticus berarti 'gila'. Etimologi ini menjelaskan keyakinan lampau bahwa kegilaan manusia telah berfluktuasi dengan fase bulan
ADVERTISEMENT
Sementara menurut BBC International, kata lunaticus, yang berarti moonstruck dalam bahasa Inggris modern, telah berevolusi dari gagasan bahwa perubahan langit dan astronomis dapat menyebabkankan periode kegilaan pada manusia. Beberapa penelitian juga telah menemukan bukti bahwa mereka yang menderita gangguan mental, seperti skizofrenia, dapat mengalami peningkatan tindakan kekerasan atau agresi selama bulan purnama.
Bagaimanapun, teori-teori tersebut masih bisa dibantah dengan teori lainnya. Sampai sekarang pun masih menjadi perdebatan dan bahan penelitian lebih lanjut perihal dampak yang diberikan oleh bulan purnama terhadap mahluk hidup di Bumi (bukan hanya terhadap manusia).