news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Asal Mula Koma, Titik, dan Tanda Baca Lainnya: Diciptakan untuk Memanjakan Kita

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
12 Januari 2021 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Jika kita menulis dengan huruf Latin, tentu sudah sangat lazim menggunakan tanda baca, seperti koma (,), titik (.), dan masih banyak lagi. Kita membutuhkannya, mungkin hampir setiap hari. Namun, pernahkah kita bertanya: siapakah yang memulai penggunaan tanda baca?
ADVERTISEMENT
Menurut BBC International, faktor-faktor yang mendorong kemunculan tanda baca dimulai pada abad ke 3 SM. Saat itu, pustakawan Aristophanes di Kota Aleksandria, Mesir, merasa kesulitan menghadapi ratusan ribu gulungan teks Yunani. Orang inilah yang kemudian menggagas penggunaan tanda baca untuk memudahkan tugasnya.
Gulungan teks Yunani yang diterima oleh Aristophanes bukan hanya masih ditulis tanpa tanda baca, pada teks itu juga tidak ada spasi sama sekali, dan belum menggunakan pembedaan huruf besar dan huruf kecil. Walhasil, cukup sulit membaca uraian kata; dan bingung pula menentukan dari mana sebuah kalimat dimulai.
Karena kerumitan dan susahnya mencerna informasi dari tulisan, daripada harus membaca sebuah teks, orang Yunani lebih menyukai pidato lisan dari pejabat pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Sebagai solusi awal, Aristophanes menyarankan agar setiap penulis menambahkan tanda baca berupa tanda titik tengah (·), bawah (.), dan atas, yang mirip dengan fungsi titik, koma dan spasi pada saat ini. Berkatnya, para pembaca dan penulis Yunani menjadi terlatih untuk menggunakan terobosan dari Aristophanes ini.
Sayangnya, inovasi dari Aristophanes sempat ditinggalkan, ketika orang Romawi mulai mengambil alih hegemoni Yunani dalam kekaisaran. Sistem tulis Aristophanes yang telah mulai memudahkan pembaca itu menjadi tak berguna.
Tradisi berbicara di depan umum, sebagaimana kebiasaan lama orang Yunani, lebih disukai orang Romawi. Mereka berbicara dengan jeda irama, sebagai penanda akhir kalimat dan dimulainya ucapan kalimat baru.
Masa perubahan baru terjadi saat orang Romawi mulai memeluk agama Kristen dan menuliskan kitab suci. Mereka menjadi merasa perlu menghidupkan kembali sistem menulis yang dulu dikembangkan Aristophanes.
ADVERTISEMENT
Kesadaran akan kebutuhan tanda baca kembali mencuat. Meskipun Penganut paganisme Romawi tetap memilih bahasa lisan untuk mewarisi tradisi, orang-orang Kristen teguh menyebarluaskan kitab Mazmur dan Injil melalui bantuan teks tertulis.
Mesin cetak pada abad ke-15 | Wikimedia Commons
Penyebarluasan agama Kristen ke seluruh Eropa berbarengan dengan pengembangan terhadap tanda baca dari sistem Aristophanes. Para uskup memiliki peran yang besar dalam pengembangan dan penemuan tanda baca baru, yang menggantikan peran tanda titik tengah, bawah, dan atas, dari Aristophanes. Mereka pun menambahkan beragam huruf berhias, atas dasar estetika, sebab mereka yakin bahwa buku ialah identitas agama yang mesti terlihat anggun.
Tanda baca mengalami berbagai koreksi signifikan pada abad-abad berikutnya, setelah abad ke-4, sejalan dengan pengaruh dari para penulis di berbagai negara di Eropa. Bahkan hampir selalu ada perubahan fungsi atau penambahan tanda baca baru pada setiap zaman. Koma, titik koma (;), tanda tanya (?) garis miring (/), dan tanda baca lainnya, mulai bermunculan dan saling menggantikan peran.
ADVERTISEMENT
Selama perkembangannya pada abad ke-4 sampai ke-15 itu, hampir tidak ada ketetapan fungsi tanda baca yang seragam di berbagai negeri. Tak ayal, hal ini sungguh merepotkan bagi pembaca teks.
Akan tetapi, pada akhirnya, revisi dan inovasi tanda baca berhenti pada sekitar tahun 1450, ketika percetakan memberlakukan standarisasi untuk mesin-mesin mereka. Tidak ada lagi penulis yang bisa seenaknya mengubah peran tanda baca lama, pun tidak dapat menciptakan yang baru. Fungsi-fungsi tanda baca dipermanenkan sejak saat itu dan diwariskan sampai kepada kita saat ini.