Konten dari Pengguna

Asal-usul Cannoli, Kue Erotis Paling Terkenal di Italia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
10 Maret 2021 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cannoli dengan bentuk yang "lebih sopan" dan modern | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Cannoli dengan bentuk yang "lebih sopan" dan modern | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Roma memiliki cacio e pepe, Napoli memiliki pizza, dan Sisilia memiliki cannoli. Setiap wilayah di Italia memiliki makanan khas masing-masing.
ADVERTISEMENT
Cannoli, yang kini dikenal sebagai makanan penutup, hampir dihidangkan di setiap kafe di kawasan Sisilia. Dahulu, kudapan ini pernah dikenal sebagai kue yang memiliki bentuk cukup erotis.
Tentang bentuknya yang tidak biasa itu, mulanya dari masa Yunani kuno. Selama perayaan Thesmophoria, untuk menghormati Dewi Persefone dan Demeter, banyak orang mengonsumsi madu dan kue kering dalam bentuk seperti payudara.
Jika ditarik lebih jauh, praktik mengonsumsi kue dalam bentuk yang tidak lazim juga diperkirakan telah dibawa dari Mesir kuno; dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru Mediterania, hingga akhirnya masuk ke wilayah Sisilia pada masa sebelum Romawi.
Minne di Sant’Agata | Wikimedia Commons
Seperti halnya cannoli, makanan penutup dari Italia kuno juga memiliki bentuk yang cukup erotis; dan ternyata telah diwariskan selama berabad-abad. Begitu pula pada makanan minne di Sant’Agata atau minni di Virgini, yang dibuat seperti payudara.
ADVERTISEMENT
Kabarnya, makanan ini dibuat untuk menghormati St. Agatha, seorang martir pada era Romawi yang payudaranya dipotong karena menolak rayuan seorang pria. Ada juga feddi ru cancillieri, yang dibuat seperti bokong seorang kanselir untuk tujuan lelucon.
Cukup disayangkan, dari zaman ke zaman, resep dari makanan-makanan tersebut perlahan mulai hilang. Hanya sebagian kecil orang yang masih mengingatnya. Bahkan, beberapa resep sudah mulai dimodifikasi, rasanya sudah berubah, dan menyesuaikan dengan perubahan zaman dan budaya. Begitu pula dengan bentuknya, sudah tidak terlalu vulgar. Bentuk aslinya yang erotis sudah tidak dapat terlihat lagi. [*]