Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ayahuasca, Psikedelik Tradisional Amazon yang Disalahgunakan
21 Juli 2020 9:10 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap tahun, banyak turis yang bepergian ke area Hutan Amazon di Peru untuk dapat meminum ayahuasca. Obat dari tanaman tradisional ini dianggap mampu membawa seseorang ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi; para wisatawan sengaja mencarinya untuk pencerahan spiritual dan membantu meredakan masalah kesehatan mental seperti trauma, depresi, dan masalah kecanduan.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kendati peningkatan jumlah wisatawan amat menguntungkan Peru, rupanya tidak semua orang senang dengan penyalahgunaan ayahuasca oleh industri pariwisata. Ada sisi gelap dari dunia penyembuhan spiritual yang dikomersialkan. Beberapa penduduk lokal pun bergerak untuk mengembalikan 'keaslian' fungsi ayahuasca.
Walter Lopez adalah satu satu warga yang turut menentang. Dia sekarang memimpin asosiasi penyembuh Shipibo, yang melawan komersialisasi dan globalisasi ayahuasca. Asosiasi ini sedang dalam proses untuk mendapatkan akreditasi tabib Shipibo, sebagai bagian dari upaya untuk membawa kembali industri ayahuasca di bawah kendali masyarakat adat.
Apa ayahuasca yang diperebutkan ini?
Ayahuasca merupakan psikedelik atau obat tradsional dengan kandungan halusinogen yang dapat menajamkan persepsi indra. Ini termasuk psikedelik yang kuat, dengan efek yang tidak dapat dikendalikan oleh beberapa orang. Ayahuasca dibuat dengan menyeduh dua tanaman lokal secara bersamaan, yaitu anggur ayahuasca (Banisteriopsis caapi) dan semak chacruna (Psychotria viridis) yang mengandung halusinogen dimethyltryptamine.
Selama berabad-abad, ayahuasca yang amat memabukkan itu telah menjadi bagian dari budaya asli di Amazon. Membawa orang-orang dalam ritual untuk 'keluar' sejenak dari kehidupan ini dan menggapai kesadaran lebih tinggi nan luas.
ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi tabib tradisional di suku Shipibo, Peru, Lopez pun pernah merasakan pengalaman pertama yang amat aneh dengan ayahuasca. Kala itu ia berusia 14 tahun:
Secara tradisional, tabib akan minum ayahuasca dan menggunakan visi mereka untuk memahami keluhan dari seorang pasien. Tradisi asli inilah yang telah berubah dan disalahgunakan oleh kepentingan pariwisata. Pada saat ini, semakin banyak turis Barat (khususnya dari Amerika Serikat dan Kanada) yang datang ke Amazon untuk merasakan/meminum ayahuasca secara langsung.
Penyalahgunaan tersebut telah memungkinkan banyak tabib palsu untuk mengambil keuntungan dari kekuatan tanaman. Mereka juga telah meninggalkan citra buruk bagi para penyembuh dari Shipibo. Dengan pasien yang meminum langsung, alih-alih tabib saja yang meneguknya, pengobatan tradisional ayahuasca menjadi lebih seperti ritual mabuk semata.
ADVERTISEMENT
"Misi kami sebagai organisasi adalah membersihkan citra ini," tegas Lopez.
Referensi: