Konten dari Pengguna

Bagaimana Cara Tikus Memikat Lawan Jenis?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
30 Januari 2020 20:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Tikus peliharaan
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Tikus peliharaan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tikus atau Muridae adalah salah satu famili hewan pengerat dari ordo Rodentia. Spesies hewan ini paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga hewan peliharaan yang populer. Ternyata tikus memiliki metode unik dan menjijikan untuk dapat memikat lawan jenisnya yaitu menggunakan bau air kencingnya.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Nature menyebutkan ada bahan kimia yang biasanya diproduksi hewan dalam berkomunikasi satu sama lain yaitu Feromon.
Feromon di dalam tikus ditemukan sepuluh tahun lalu oleh Profesor Jane Hurst dan rekan-rekannya dari Univeristy of Liverpool, UK. Menurut mereka tikus jantan mampu melepaskan feromon dalam bentuk darcin yang terkandung di dalam urinnya untuk menandai wilayah dan memikat betina.
Menurut Demir, keberadaan darcin tidak lepas dari pengaruh indra penciuman tikus, dimana tikus memiliki dua hidung fungsional. Hidung pertama memiliki fungsi yang mirip seperti manusia: mengolah aroma seperti partikel bau tidak sedap yang ditemukan dalam urin. Tetapi hidung kedua memiliki sistem yang disebut hidung vemeronasal dan telah berevolusi secara khusus untuk memahmi feromon seperti darcin. Menurut sebuah makalah dari peneliti Zuckerman Institute of Columbia University, tikus betina akan bereaksi berbeda jika mencium bau urin yang mengandung darcin.
ADVERTISEMENT
Di dalam penelitian, mayoritas tikus betina menunjukkan ketertarikan langsung pada urin yang mengandung darcin, bahkan membalas dengan menawarkan tanda kemih mereka sendiri sebagai imbalan. Perilaku lain yang dilaporkan dalam penelitian ini termasuk aktivitas bernyanyi dengan frekuensi lebih tinggi daripada yang bisa ditangkap telinga manusia. Ini juga menunjukkan dorongan seks yang tinggi.
Foto: Tikus got
Kendati begitu, tikus betina sendiri dapat memilih pasangannya. Beberapa tikus tampak mengabaikan darcin tersebut yang menurut para peneliti, keadaan ini lebih khusus terjadi kepada tikus betina yang sedang menyusui sehingga tidak tertarik untuk menikah. Peneliti melihat reaksi tersebut berasal dari amygdala media, merupakan bagian otak yang memainkan peran penting dalam proses rangsangan sosial serta (yang terpenting) isyarat bau sosial. Neuron di dalam otak tikus secara khusus terlibat dalam respons terhadap darcin yang tampaknya merupakan kelompok yang disebut neuron nNOS. Ketika bau darcin tercium, hormon ini akan mendeteksi dan mengkonfirmasi hal tersebut secara artifisial dengan mengaktifkan dan menekan neuron tikus.
ADVERTISEMENT
Ternyata itulah metode memikat lawan jenis ala tikus ini sangat unik dan mungkin bagi sebagian kita menjijikan. Namun, menurut para peneliti, ilmu feromon sangat berguna sebagai pengetahuan jika ingin mempelajari hewan-hewan lainnya yang kemungkinan dapat memproses feromon dengan cara yang lebih rumit dari tikus.
Sumber: theguardian.com |newsweek.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org