Bagaimana Ilmuwan Menciptakan Bau Napas Dinosaurus?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
23 Oktober 2019 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Fosil Tyrannosaurus Rex terlengkap bernama SUE ada di Museum Field
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Fosil Tyrannosaurus Rex terlengkap bernama SUE ada di Museum Field
ADVERTISEMENT
The Field Museum adalah salah satu museum arkeologi terbesar di dunia yang berada di Chicago, Amerika Serikat. Museum ini sangat aktif dalam memberikan informasi mengenai penelitian tentang dinosaurus di media sosial seperti Twitter. Salah satu dinosaurus yang dimiliki museum ini adalah hasil penemuan fosil di wilayah Hell Creek, Dakota Selatan. Hell Creek memang terkenal sebagai wilayah yang banyak menyumbangkan temuan fosil dan sangat membantu para arkeolog dalam meneliti spesies dinosaurus serta habitatnya dimasa lalu.
ADVERTISEMENT
Salah satu fosil yang terkenal di Museum Field adalah dinosaurus bernama SUE. Tulang SUE merupakan fosil dinonasurus yang paling lengkap dari semua penemuan Tyrannosaurus rex. SUE telah membantu peneliti memahami lebih jauh tentang perilaku dinosaurus, bahkan apa yang dipijak oleh SUE dapat ditelurusi untuk dijadikan wawasan baru bagi para peneliti.
Saking bagusnya SUE para peneliti dari Museum Field bahkan mencoba merekonstruksi aroma tubuh yang dihasilkan dari Tyrannosaurus rex. Tim peneliti mencoba mensimulasikan empat aroma dari pohon-pohon di hutan hingga aroma bau nafas dinosaurus. Mereka menggunakan pengetahuan paleontologis (disiplin ilmu yang mempelajari mengenai sejarah kehidupan di bumi dan tanaman serta hewan purba berdasarkan fosil yang ditemukan di bebatuan) dan bahan kimia modern.
ADVERTISEMENT
Pertama-tama para peneliti mencoba memahami aroma hutan yang menjadi tempat hidup dinosaurus. Bagi mereka yang suka berpetualangan di hutan pasti akan dapat memahami seperti apa aroma hutan dari mulai bau pohon pinus, aroma bunga dan bau tanahnya.
Peneliti mencari tau tanaman hidup mana yang paling mirip dengan apa yang akan tumbuh disekitar SUE dan sesama dinosaurusnya. Az Klymiuk, manajer koleksi museum paleobotani menyebutkan "Bunga bunga Cretaceous akhir sangat mirip dengan lahan rawa yang didominasi aroma kayu."
Berdasarkan identifikasi dari fosil, para ilmuwan dapat mengetahui bahwa di masa lalu banyak terdapat kolam yang ditutupi oleh Cobbania-tanaman yang mirip selada air hidup, dengan daun mengambang yang membentuk roset. Di dalam hutannya sendiri banyak tanaman berdaun lebar yang berasal dari pohon Runjung-pohon yang mirip seperti cemara dan kayu merah. Lalu terdapat pohon dari jenis tulip modern, Liriodendron Tulipifera.
ADVERTISEMENT
Penilaian Klymiuk menyebutkan "Daerah Hell Creek tampaknya mirip seperti Florida Utara atau Selatan Carolina pada masa itu, dan sama sekali bukan lanskap asing bagi kita. Secara kimia aroma tanaman tidak banyak berubah."
Begitu tim telah memiliki beberapa ide aroma tanaman modern yang cocok dengan aroma hutan dimasa lalu maka diputuskan bahwa akar jahe, getah cemara dan bunga pohon tulip menyerupai aroma dari hutannya T.rex.
Kedua, untuk membuat aroma tubuh dinosaurus, tim memutuskan untuk mensimulasikan aroma binatang modern karnivora. Napas dinosaurus, di sisi lain, harus tercium menggoda dan layak. “Dari studi anatomi gigi SUE, kita dapat mengatakan, bahwa apa yang dimakannya dapat menempel di gigi dan membusuk dimulutnya" kata Whitfield.
ADVERTISEMENT
Seperti apa baunya? Jawabannya adalah: Buruk. Binatang karnivora yang mendekati bau nafas T.rex adalah Hyena. Hyena terpilih karena bau kotorannya berasal dari daging yang dikunyah dan tulang yang ditumbuk seperti cara makannya T.rex. Whitfield menyebutkan "Jika anda berada di kandang Hyena di kebun binatang dan mencium bau kotoran mereka, maka itu mungkin mendekati aroma bau T.rex."
Tim peneliti menghabiskan sisa musim panas mereka untuk meramu dan menyelaraskan. Tim menginginkan aroma yang tahan lama dan tidak membuat orang ingin cepat-cepat berhenti mengedusnya. Percobaan pertama dari perpaduan aroma yang telah diperoleh peneliti ternyata tidak berhasil mulus, hal ini karena aromanya terlalu memikat seperti parfum dan berbau sedikit seperti vanila. Akhirnya tim menemukan perusahaan yang memproduksi berbagai bau seperti pengharum ruangan, penyegar udara untuk lobi hotel tetapi juga dapat menghasilkan aroma yang biasanya digunakan untuk pelatihan polisi (petugas polisi dapat belajar mendeteksi hal-hal seperti lab shabu, badan membusuk, dan hal berbau busuk lainnya).
ADVERTISEMENT
Tantangan bagi tim desain aroma adalah memastikan baunya tidak membuat jijik para pengunjung ketika mereka menciumnya. Menemukan "garis batas antara," aroma menjijikan namun tidak membuat mual para pengunjung. Akhirnya tim peneliti berhasil membuat parfum beraroma tubuh T.rex yang disajikan dalam bentuk minyak disimpan didalam silinder kecil. Pengunjung yang ingin menghirup aromanya harus membuka kisi-kisi kecil tempat penutup silinder.
Foto: The Museum Field adalah museum arkeologi terbesar di dunia
Untuk mempublikasi temuan baru, Museum Field mengadakan pameran dimana fosil SUE ditempatkan di tengah aula utama galeri lantai dua. Tujuannya agar para pengunjung seolah-olah dapat merasakan langsung kehadiran SUE diruangan tersebut dengan merasakan beberapa indera seperti mencium aroma nafasnya hingga sensasi gemuruh kehadiran T.rex yang panjangnya 40 kaki. Untuk dapat merasakan gemuruh T.rex pengunjung diharuskan meletakkan siku mereka diatas meja dan menyentuh tulang pipi mereka saat gelembung suara berjalan.
ADVERTISEMENT
Penemuan unik ini membuat kita seperti kembali ke keadaan di masa lalu. Para peneliti seperti Klyimuk berharap para pengunjung Museum akan "berpikir sedikit lebih banyak tentang dunia tempat kita berada dan seberapa rapuhnya dunia ini" - berapa banyak burung yang menghilang, berapa banyak spesies pohon yang berjuang. "Sangat membuka mata untuk melihat apa yang pada dasarnya adalah hutan modern yang bisa Anda tempati besok dan memasukkan Tyrannosaurus ke dalamnya."
Sumber: fieldmuseum.org | atlasobscura.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org