Bagaimana Menangani Penemuan Fosil Mamut Kolosal dengan Cara yang Bijak?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2020 6:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mamut | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mamut | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Selama 2 tahun belakangan, lokasi pembangunan sebuah bandara baru di Mexico City telah menjadi pembicaraan para Arkeolog di seluruh dunia. Tumpukan fosil mulai muncul di sana pada Oktober 2019; dan jumlah terus bertambah.
ADVERTISEMENT
"Ada ratusan," kata arkeolog Pedro Sanchez Nava dilansir laman phys.org. Jumlah tersebut tentu terlalu banyak untuk ditangani secepat mungkin, sehingga mendorong para ilmuwan untuk duduk berdampingan dengan operator backhoe, pengendali mesin penggali, untuk membuat terobosan baru.
Penggalian yang masih berlangsung itu telah menemukan sekitar 2.000 tulang mamut. Sejauh ini, penggalian tersebut merupakan penemuan jumlah mamut terbanyak dalam sejarah. Mereka masih memantau dasar tanah dari danau purba untuk mencari geraham, tulang rusuk, dan taring lainnya.
Dengan operasi yang berlangsung di bawah pengawasan Angkatan Darat Meksiko, tim yang terlibat berada di bawah perjanjian rahasia yang ketat. Situasi ini membuat para ahli lain, yang tidak terlibat, bertanya-tanya tentang operasi yang dilakukan. Jim Mead dan Dick Mol, dua ahli yang terlibat, kemudian mengungkapkan sedikit bocoran kepada Atlas Obscura; dan membantu memecahkan beberapa misteri tentang cara penanganan fosil-fosil itu.
Ilustrasi fosil mamut | Wikimedia Commons
Metode penyimpanan mamut pertama dikenal sebagai pengawetan di tempat atau biasa disebut dengan metode in-situ. Pada tahun 1974, pekerja konstruksi di South Dakota pernah menyingkap penemuan berupa fosil tulang raksasa; dan para ahli menggunakan metode ini untuk merawat penemuannya.
ADVERTISEMENT
“Kami tahu kami tidak dapat menyimpan semuanya, dan kami menginginkan pendekatan yang berorientasi pada pendidikan, jadi pendekatan kami menggunakan metode in-situ, dengan melakukan pengawetan tepat di tempat kami menemukannya,” ungkap Mead, direktur penelitian di Situs Mamut, South Dakota.
Metode selanjutnya untuk adalah rekonstruksi berbasis museum. Mol, seorang ahli paleontologi Belanda yang mengawasi penemuan mamut, dari Kepulauan Inggris hingga Siberia, selama 50 tahun kariernya, menggambarkan bagaimana cara kerja metode ini dalam penggalian kolosal yang terjadi di Sevks, Rusia, pada akhir 1980-an. Ekspedisi tersebut kekurangan dana, katanya, dan selama satu pekan, sebuah tim yang sebagian besar terdiri dari sukarelawan menemukan tujuh kerangka lengkap. Mereka lantas mengangkutnya ke Moskow untuk dirawat lebih baik. Fosil-fosil itu sekarang ditampilkan di Azov History, Archaeology, and Paleontology Museum-Reserve.
ADVERTISEMENT
Metode ketiga, kata Mol, dapat memberikan media yang menyenangkan antara tampilan di dalam dan di luar situs. Penggalian secara utuh, menyeluruh, dan dalam sekali waktu, ini pernah dilakukan pada 2009, saat Mol membantu penggalian di tambang terbuka di Kostolac, Serbia.
“Itu adalah mamut paling lengkap yang pernah saya lihat, dengan seluruh kerangka utuh dan dalam posisi mati,” ucap Mol. Untuk mempertahankan penyajian yang unik, tim menyewa alat berat untuk mengangkat bagian paling dasar, di mana kerangka itu tergeletak, dan membawanya ke museum. Meskipun metode tersebut dapat berisiko merusak spesimen, ini adalah cara yang bagus untuk mengawetkan mamut langka yang tulangnya tetap utuh secara anumerta.