Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Bangsawan Inggris Sering Bangkrut Setelah Dikunjungi Ratu Elizabeth I
23 Maret 2020 20:19 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap musim panas, Ratu Elizabeth I dan semua staf di istananya rutin berlibur selama satu bulan. Membawa rombongan sepanjang satu mil yang terdiri dari lusinan kereta, gerobak, dan lebih dari seribu kuda. Liburan musim panas yang rumit ini tidak cocok untuk penginapan reguler yang tidak sesuai dengan standar kerajaan. Alih-alih, Elizabeth pun memilih tinggal di tanah milik negara yang dikuasai oleh para bangsawan.
ADVERTISEMENT
Tentu merupakan suatu kehormatan besar bagi para bangsawan bila dikunjungi Sang Ratu. Juga merupakan hak Sang Ratu sebagai penguasa mutlak untuk dilayani.
"Setiap rumah bangsawan adalah istananya, di mana dia melanjutkan kesenangan selama di sana dan sampai dia kembali ke rumahnya sendiri," tulis history.com .
Bagaimanapun, bagi beberapa bangsawan, biaya kunjungan kerajaan terlalu besar untuk ditanggung. Pada tahun 1602, Sir Henry Lee terperanjat ketika dia diberi tahu bahwa Ratu Elizabeth I berencana untuk tinggal di tempatnya pada musim panas. Menurut Adrian Tinniswood, penulis Behind the Throne: A Domestic History of the British Royal Household, Lee bahkan menulis surat mendesak kepada anggota dewan Ratu, Robert Cecil, demi menolak kunjungan. Ratu Elizabeth I tidak boleh datang ke tempatnya: dia bangkrut jika Ratu datang.
ADVERTISEMENT
Masalah utamanya adalah karena Sang Ratu tidak hanya bepergian sendirian. Dia biasanya membawa banyak orang. Kunjungan Kerajaan sering disertai Dewan Penasihat, yang memerintah negara dengan raja, yang datang bersama para pelayan mereka. Pembuat bir, musisi, pelawak, dan dokter raja, semuanya dianggap penting, dan semua membutuhkan tempat tinggal. Ini berarti bahwa tuan rumah harus menemukan perumahan, makanan, dan hiburan, untuk lebih dari 300 orang. Sialnya, seringkali para bangsawan mesti mempersiapkan semua itu hanya dalam beberapa hari pemberitahuan.
“Membuat pengelolaan perjalanan untuk kelompok sebesar ini membutuhkan perencanaan yang cermat,” tulis Tinniswood. "Ini adalah pekerjaan para bangsawan, yang menyusun daftar awal orang dan tempat yang akan dikunjungi sebagai rute, dengan perkiraan tanggal."
Jika tidak ada cukup penginapan di perkebunan para bangsawan, maka bangunan sementara akan didirikan. Lumbung pun akan dikonversi menjadi tempat layak huni dengan biaya tuan rumah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, jumlah daging yang dibutuhkan untuk jamuan Kunjungan Kerajaan sangat mencengangkan. Hewan-hewan serentak dibeli atau disita oleh para bangsawan dari penduduk lokal dalam radius bermil-mil. Makanan memang disiapkan oleh koki khusus Ratu, tetapi sebelumnya harus dihangatkan dengan sejumlah besar bahan bakar, yang memaksa para bangsawan harus mendirikan dapur sementara. Tuan rumah juga bertanggung jawab untuk memberi makan kuda-kuda istana.
Menurut Tinniswood, Sir Thomas Egerton hampir bangkrut ketika melayani Ratu Elizabeth I yang tinggal di Perkebunan Harefield pada tahun 1602. Pengeluarannya termasuk 24 lobster, 624 ayam, 48.000 batu bata, dan oven baru, untuk pesta makan besar-besaran.
"Itu menguras (biaya) sangat besar ... sekitar USD 10 juta dalam (takaran) uang hari ini."
ADVERTISEMENT
Terlepas dari semua ketidaknyamanan tersebut, para bangsawan biasanya mendapatkan manfaat politik dan sosial dari kunjungan kerajaan. Setidaknya, keeratan diplomasi bisa menjadi ganti rugi terhadap nominal yang dikeluarkan.