Konten dari Pengguna

Banyak Hewan Menjadi Kanibal, tetapi Mengapa Manusia Tidak?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
7 September 2019 16:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Kanibalisme yang dilakukan siput
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Kanibalisme yang dilakukan siput
ADVERTISEMENT
Berbagai jenis hewan punya sifat kanibal alias suka memangsa sesamanya. Burung camar, misalnya biasa memakan anaknya sendiri yang baru lahir untuk mencegah penyebaran penyakit. Belalang sembah betina juga memakan tubuh penjantannya setelah kawin.
ADVERTISEMENT
Kanibalisme juga ada pada hewan mamalia. Beberapa jenis hewan pengerat akan memakan beberapa anaknya jika mereka sakit atau terlalu banyak hingga sulit diberi makan.
Foto: Ukiran kanibalisme di Brasil oleh Theodor de Bry
Namun, di dunia manusia kanibalisme adalah hal yang begitu tabu. Secara umum, dalam kondisi normal manusia begitu mengutuk aksi kanibalisme.
Lantas, mengapa manusia begitu anti terhadap kanibalisme sementara itu merupakan hal biasa di dunia hewan?
Jawabannya diungkap oleh penelitian yang dilakukan Jared Piazza dari peneliti dari University of Pennsylvania dan Paulo Sousa dari Queen's University Belfast, yang dipublikasikan di jurnal Social Psychological and Personality Science.
Dalam penelitian tersebut, partisipan dimintai pandangannya mengenai sebuah kasus di mana seseorang mengizinkan temannya untuk memakan tubuhnya setelah ia meninggal.
ADVERTISEMENT
Partisipan membaca bahwa bahwa kanibalisme dalam kasus ini diizinkan secara kultural sebagai bentuk penghormatan bagi orang yang meninggal dan dagingnya akan dimasak terlebih dahulu sehingga tidak ada penyakit yang ditimbulkan. Namun, sekitar setengah partisipan tetap bersikeras bahwa aksi kanibalisme tersebut adalah salah.
Lebih rinci lagi, dari penelitian Piazza dan Sousa juga membahas soal kisah Roberto Canessa, orang yang selamat dari tragedi kecelakaan pesawat di Pegunungan Andes pada tahun 1972 yang terpaksa memakan daging dari korban tewas untuk bertahan hidup.
Canessa menyebut aksi kanibalisme yang terpaksa dilakukan itu sebagai sesuatu yang tak ubahnya seperti "mencuri jiwa" orang yang dagingnya dimakan. Piazza dan Sousa pun menjabarkan bahwa pengalaman Canessa adalah gambaran bahwa manusia begitu mengutuk aksi kanibalisme karena ada semacam hubungan batiniah antarmanusia sehingga hal itu menimbulkan rasa jijik akan bayangan seseorang yang memakan manusia lain.
ADVERTISEMENT
Penjelasan ini juga menjawab mengapa sebagian besar orang yang biasa memakan daging hewan tidak akan bersedia memakan daging hewan peliharannya. Jelas ini karena ada hubungan batin antara hewan peliharaan dan pemiliknya.
Sumber: earth.com | sciencealert.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org