Konten dari Pengguna

Bastoy, Penjara yang 'Memanusiakan' Para Penjahat

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
19 Juni 2018 10:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bastoy, Penjara yang 'Memanusiakan' Para Penjahat
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Narapidana beternak sapi di Bastoy (nordic.businessinsider.com)
Jenis perlakuan yang ditawarkan Penjara Bastoy kepada para tahanan memang membingungkan. Sering membuat nyinyir keyakinan orang yang percaya bahwa penjara harus menjadi tempat penebusan dosa bahkan penyiksaan.
ADVERTISEMENT
Tetapi, jika tujuan penjara adalah untuk mengubah manusia jahat menjadi kepribadian yang lebih baik, Bastoy nampaknya bekerja secara efektif.
Hanya 16 persen narapidana yang kembali bertindak kriminal setelah dua tahun dibebaskan. Bandingkan dengan rata-rata penjara nasional di Norwegia, yang mencapai 20 persen, atau rata-rata penjara di seluruh Eropa yang sampai 70 persen.
Penjara Bastoy mendorong perubahan sikap yang dramatis dengan menyerahkan tanggung jawab hidup kembali kepada tahanannya.
Mereka berhak memilih, untuk dipenjara sembari bekerja merawat kuda di kandang, beternak sapi, domba, atau menjadi petani, koki, tukang kayu, mekanik, dan lainnya.
Setiap narapidana di Norwegia dapat mengajukan permohonan pindah ke Bastoy, ketika mereka hanya memiliki sisa lima tahun dari masa hukuman.
ADVERTISEMENT
Setiap aktor kriminal, termasuk yang dihukum karena kejahatan berat seperti pembunuhan dan pemerkosaan, diperbolehkan pindah dengan syarat tidak terlibat lagi dengan kejahatan usai dibebaskan.
Pada akhirnya, Bastoy menjadi batu loncatan bagi para tahanan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan normal. Sebelum mereka hidup berdampingan dengan masyarakat luas.
Ilustrasi penjara di Amerika Latin. (Foto: GNU Public.)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penjara di Amerika Latin. (Foto: GNU Public.)