Berkacalah pada Sejarah, Gemuk Itu Cantik

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
9 Mei 2018 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wanita gemuk adalah pribadi yang menyenangkan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita gemuk adalah pribadi yang menyenangkan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kita mesti benar-benar sadar, 'gemuk' bukanlah kata benda melainkan kata sifat. Ya, meski sebetulnya sudah tak perlu diingatkan, orang selalu lupa: sifat itu relatif berdasarkan perbandingannya.
ADVERTISEMENT
Misal Si A dengan tinggi 160 sentimeter dan bobot tubuh 80 kilogram, dia gemuk namun masih lebih kurus ketimbang Si B yang tingginya sama tapi berbobot 100 kilogram. Perbandingan semacam itu akan terus berlanjut; takakan berhenti sampai kita merasa puas dan akhirnya mensyukuri diri.
Juga 'jelek', sudah tentu ini juga takada patokannya dan sangat bergantung pada selera. Apalagi ketika kamu menyebut seorang 'jelek' cuma karena dia 'gemuk', pada dasarnya kamu sedang menilai hal yang bersifat relatif dari sudut pandang yang juga relatif. Intinya, justifikasi semacam ini sangat diragukan kredibilitasnya.
Jadi kenapa stigma itu terus menggema, mengapa gemuk sering dianggap jelek? Jawabannya, mungkin karena kita kurang mengilhami sejarah dan enggan mengakui bahwa standar kecantikan memang absurd.
ADVERTISEMENT
Standar kecantikan konsisten berubah pada setiap zaman dan perabadan. Tidak selalu dikuasai oleh mereka yang langsing; mereka yang berbadan lebih besar juga beberapa kali menduduki singgasana di antara para wanita.
Di zaman Yunani Kuno (sekitar 500-300 sebelum Masehi), cantik justru anti-skinny. Makin montok, kian cantiklah dia. Yunani kuno menuntut kesempurnaan fisik pria, merekalah yang kudu menghadapi standar ketampanan publik. Sehingga para wanita dapat lebih santai.
Saat Renaissance Italia (sekitar tahun 1400-1700), cantik bukan lagi montok namun betul-betul gemuk dan berisi. Nian memang ada syarat yang cukup rasis, karena untuk disebut cantik perlu punya kulit yang terang.
Pada era Ratu Victoria memimpin Inggris (1837-1901), wanita berisi jua masih dipuja. Ya, walau mereka gemar menutupinya dengan korset demi pinggang yang terlihat sangat ramping. Terutama jika cerdas dan berwawasan luas, wanita montok tipe ini paling diidamkan.
ADVERTISEMENT
Selama jauh dari ancaman obesitas dan diabetes, apalagi bila kadar gula dan kolesterolmu masih terbilang normal, selama itu pula gemukmu yang relatif itu baik-baik saja.
Masih berpikir gemuk itu jelek? Mungkin wawasanmu kurang melek.