Konten dari Pengguna

Berlian Luar Angkasa Berasal dari Embrio Planet

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
18 April 2018 17:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berlian Luar Angkasa Berasal dari Embrio Planet
zoom-in-whitePerbesar
Foto: batuan hitam pecahan 2008 TC3 (phys.org)
Pada 2008, sebuah meteorid yang diperkirakan berdiameter 2-5 meter memasuki atmosfer Bumi. Benda luar angkasa itu memiliki sebutan sementara Catalina Sky Survey yang kemudian lebih dikenal sebagai 2008 TC3.
ADVERTISEMENT
Tak sempat melakukan kontak fisik dengan tanah, 2008 TC3 terbakar dan meledak di atmosfer. Tetapi, serpihannya tetap sampai ke Bumi dan tersebar di Gurun Nubia, Sudan bagian Utara. Hal yang mengagumkan darinya, serpihan tersebut adalah bebatuan yang terbentuk dari komposisi berlian.
Menggunakan miksroskop high-definition para peneliti kemudian mengukur komposisi berlian tersebut. Mereka pun mendapatkan kesimpulan, bahwa tekanan yang diperlukan untuk menghasilkan berlian semacam itu hanya bisa terjadi pada sebuah planet besar: tepatnya sebuah proto-planet.
Proto-planet diklaim sebagai embrio planet, atau dari merekalah planet-planet yang ada sekarang berasal. Mereka ada miliaran tahun lalu, saling tarik-menarik secara gravitasi, lalu bertabrakan.
Temuan informasi tentang berlian luar angkasa itu juga meningkatkan peluang benar teori yang menyebutkan bahwa planet-planet di Tata Surya saat ini ditempa dari sisa-sisa puluhan proto-planet besar. Sementara tak semuanya terlahir menjadi planet, sisa tabrakan proto planet juga berserakan menjadi asteroid, dari pecahan asteroid itu menjadi meteorid; akan menjadi lebih kecil ukurannya dan disebut meteorit jika berhasil sampai ke bumi.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti mempublikasikan penemuan tersebut dalam jurnal Nature Communications. Sementara mereka juga mengklaim, meteorit dari 2008 TC3 termasuk kategori ureilites, batuan angkasa sangat langka yang jumlahnya hanya kurang dari 1% dari seluruh benda-benda yang menabrak Bumi.