Black Hole Pernah Dianggap 'Monster' Sebelum Abad Ke-20

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
25 Januari 2021 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi black hole terbaru oleh NASA | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi black hole terbaru oleh NASA | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Semenjak diisyaratkan pada tahun 1780-an, petunjuk tentang black hole (lubang hitam) belum bisa diungkap sepenuhnya. Bagian dari ruang dan waktu ini telah menyedot perhatian ilmiah sejak awal penggagasan idenya; dan Albert Einstein pun sudah memprediksinya dalam teori relativitas umumnya. Akan tetapi, sampai sekarang pun, masih banyak misteri yang menyelimutinya.
ADVERTISEMENT
Pengetahuan manusia terhadap lubang hitam memang gelap, hampir tanpa cahaya penjelasan, dan minim sekali petunjuk yang diketahui pada lampau. Sehingga wajar jika dahulu lubang hitam pernah dianggap hanya sekadar keingintahuan matematis. Sempat pula, objek tersebut dikira "monster" aneh yang menjejalkan sekumpulan materi ke dalam jurang yang sangat padat.
Pelan-pelan, para astronom mulai bisa menghitung bukti keberadaan lubang hitam, kendati mereka masih bingung di mana "raksasa" ini tinggal dan bagaimana mereka bisa menelan materi. Konsep benda yang akan menjebak cahaya, sehingga tidak terlihat oleh seluruh alam semesta, ini pertama kali dipertimbangkan oleh filsuf alam John Michell dan kemudian Pierre-Simon Laplace pada abad ke-18. Mereka menggunakan hukum gravitasi Isaac Newton untuk menghitung kecepatan lepas sebuah partikel cahaya dari suatu benda; dan memprediksi keberadaan bintang yang begitu padat sehingga cahaya tidak bisa lepas darinya. Kala itu, Michell menyebutnya sebagai "bintang gelap".
Ilustrasi black hole terbaru beserta penjelasan setiap bagiannya oleh NASA | Wikimedia Commons
Tetapi, menurut pemaparan sebuah artikel di The Conversation, setelah pada tahun 1801 para ilmuwan mengetahui bahwa cahaya berbentuk gelombang, menjadi tidak jelas bagaimana cahaya akan dipengaruhi oleh medan gravitasi Newton. Alhasil, gagasan tentang "bintang gelap" pun dikesampingkan.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, tidak ada objek yang diketahui memiliki ukuran sebesar "raksasa" itu, bahkan belum ada seorang pun yang mendekati istilah black hole. Jadi, tidak ada yang percaya bahwa sesuatu yang mirip dengan "bintang gelap", seperti yang dihipotesiskan oleh Michell, benar-benar ada.
Butuh sekitar 115 tahun kemudian untuk memahami bagaimana cahaya dalam bentuk gelombang akan berperilaku di bawah pengaruh medan gravitasi, sebagaimana dipaparkan oleh teori relativitas umum dari Albert Einstein pada tahun 1915. Dan kenyataannya, tak seorang pun berani menangani kemungkinan tentang eksistensi lubang hitam dengan serius, setidaknya tidak sebelum Perang Dunia II.