Bloodwood, Pohon "Berdarah" di Afrika

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
10 Maret 2019 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Afrika Selatan banyak tumbuh spesies pohon pterocarpus angolensis atau dikenal dengan nama lain sebagai Kiaat, Mukwa dan Muninga. Di antara semua nama itu, nama yang paling terkenal adalah Bloodwood, karena getahnya yang berwarna gelap seperti darah.
ADVERTISEMENT
Getah Bloodwood secara tradisional sering digunakan sebagai perwarna, di beberapa tempat di Afrika Selatan bahkan digunakan sebagai kosmetik, setelah terlebih dahulu dicampur dengan lemak hewani. Selain itu getah Bloodwood sering digunakan sebagai obat, bukan karena mengandung sesuatu yang bisa menyembuhkan. Karena warnanya yang seperti darah, masyarakat percaya getah Bloodwood mengandung kekuatan magis.
Kayu dari Bloodwood sering digunakan untuk membangun perahu, kano dan untuk lantai rumah. Tekstur kayu jati yang terbukti kuat dan berkualitas tinggi, ditambah daya tahannya yang tinggi membuat kayu Bloodwood menjadi fondasi untuk setiap pembangunan bagi masyarakat di Afrika Selatan.
Bloodwood bisa tumbuh hingga mencapai 12-18 meter. Selain sebagai bahan dasar pembangunan, peran Bloodwood begitu penting bagi masyarakat adat di Afrika, terutama di Afrika bagian tengah dan selatan, diduga karena dalam kepercayaan masyarakat bahwa Bloodwood dikeramatkan.
ADVERTISEMENT
Namun sangat disayangkan sejak beberapa dekade terakhir keberadaan Bloodwood kian berkurang. Penyebabnya masih belum diketahui jelas, namun dugaan kuat karena eksploitasi berlebihan dan kebakaran hutan yang terjadi di Afrika bagian tengah dan selatan, tempat Bloodwood banyak tumbuh.
Sumber: amusingplanet.com | scialert.net | tandfonline.com