Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Cakram Langit Nebra, Peta Astronomi Tertua
17 September 2020 23:27 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Nebra Sky Disk (Cakram Langit Nebra) merupakan peta astronomi kuno, yang diyakini oleh peneliti sebagai tanda peradaban maju di tanah Eropa. Cakaram yang mirip perisai ini pertama kali ditemukan pada tahun 1999 oleh pemburu logam.
ADVERTISEMENT
Pemburu logam yang anonim itu menemukan Nebra Sky Disk ketika melakukan rutinitasnya, saat mencari benda antik di sekitar Hutan Nebra. Untuk itu, sudah bisa ditebak dari mana asal nama peta astronomi tertua itu, dari sebuah hutan yang berjarak 180 km barat daya Berlin, Jerman.
Dengan modal alat detektor logamnya, ia tak menyangka akan menemukan benda paling bersejarah di Eropa. Sebenarnya temuan peta astronomi bukanlah hal aneh. Ini dikarenakan wilayah Nebra ketika itu dipercaya masyarakat setempat memiliki pemukiman manusia tertua di Eropa.
Uniknya adalah kajian ilmu perbintangan masyarakat tua Eropa kala itu yang dituangkan dalam berbagai macam bentuk benda, seperti Nebra Sky Disk ini. Selain cakram, temuan lain yang ditemukan si pemburu ialah dua pedang perunggu, dua kapak, alat pahat, dan pecahan gelang spiral.
ADVERTISEMENT
Peneliti pun menganalisis, bahwa Nebra Sky Disk telah berumur 3.600 tahun dan dimasukan dalam kategori artefak otentik dan berharga. Di sisi lain, telaah UNESCO menyebut bahwa Nebra Sky Disk merupakan perwujudan kosmik tertua dari seluruh dunia.
Bentuk Cakram Langit Nebra memiliki diameter 30 cm dengan 2,2 kg, lalu berplatina biru kehijauan dan di-emboss dengan warna emas. Menampilkan sentuhan seni tersendiri dengan hiasan benda-benda astronomi di atasnya. Misalnya, gambar seperti matahari, bulan sabit, taburan bintang, dan gugus-gugus planet kecil atau kerap ditafsirkan sebagai Pleiades (Gugus Bintang Kartika).
Di balik simbol astronomi, kepercayaan masyarakat dalam menafsirkan simbol yang ada di dalam lingkaran Cakram Langit Nebra ialah tradisi perhitungan yang sudah turun-menurun. Tradisi yang begitu tua ini menjelaskan bahwa matahari dipuja sebagai tanda kehidupan akan dimulai di seluruh tanah Eropa. Lalu bulan diyakini sebagai simbol perjalanan waktu, dan “kapal matahari” membawa cerita mitologi yang menjelaskan matahari dalam perjalanan tata suryanya menggunakan “kapal” tersebut untuk beraktifitas.
ADVERTISEMENT
Terakhir adalah Pleiades merupakan simbol acuan hitung pertanian yang persis sama di peradaban Mesopotamia dan Yunani kuno. Sehingga dengan konsep hitung tersebut memudahkan para petani kapan harus mulai menanam dan panen.
Profesor arkeologi kawakan asal Universitas Wales, Miranda Aldhouse-Green, menjelaskan bahwa dirinya sebetulnya sedang berurusan dengan orang-orang dengan peradaban maju, saat ia meneliti Cakram Langit Nebara. Dengan teknologi yang terbatas, mereka mampu menampilkan seni astronomi hebat. Baginya ini kemampuan yang masih di luar nalar manusia pada zamannya, di mana mereka mampu menggambarkan dunia di atas sebuah lingkaran mirip perisai.
“Ada imajinasi yang luar biasa di sini, dan ada kemampuan untuk menyandikan informasi keyakinan lalu mewariskannya dari generasi ke generasi," ungkap Miranda, melalui siaran BBC International.
ADVERTISEMENT