Chindogu, Seni Penemuan Konyol dari Jepang

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2018 7:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meski berkesan tak berfaedah, terkadang chindogu dapat berevolusi menjadi penemuan yang sangat bermanfaat.
Foto: chindogu.com
ADVERTISEMENT
Kamu mungkin baru mendengar kata 'chindogu', tetapi --kemungkinan besar-- kamu pasti sudah pernah melihat contohnya. Khususnya, bila kamu sering membaca atau menonton kabar trivia di internet.
Semacam sumpit yang diduetkan dengan kipas angin untuk mendinginkan mie, payung yang menempel pada topi, baju bayi yang dihiasi lap pel sehingga dia dapat merayap berkeliling rumah sambil membersihkan lantai, dan ihwal menggemaskan lainnya. Itulah sebagian contoh dari chindogu.
Secara etimologi, chindogu dibentuk dari kata chin (tak biasa) dan dogu (alat). Kata ini diciptakan oleh Kenji Kawakami, yang tak lain ialah 'profesor' dalam dunia chindogu.
Sekitar 30 lalu, Kawakami bekerja sebagai editor di majalah Tsuhan Seikatsu (semacam katalog dan paduan berbelanja) yang populer di kalangan ibu-ibu rumah tangga. Pada suatu kesempatan, ketika majalahnya kekurangan topik, dia mengisi beberapa halamannya dengan prototipe aneh yang tidak populer di pasaran.
ADVERTISEMENT
Dari situlah chindogu meraih popularitas pertamanya, mengundang tawa pembaca berkat kekonyolannya. Pembaca mustahil membeli barang-barang konyol yang disuguhkan Kawakami, namun mereka ketagihan untuk melihat prototipe aneh lainnya.
Chindogu dari Kawakami adalah tren instan, memukul hitnya tiba-tiba; karena para pembaca menuntut lebih banyak, maka Kawakami dipaksa untuk terus memunculkan ide-ide baru. Polah viral itu kemudian menjalar ke berbagai daerah, dengan orang-orang mulai memikirkan penemuan uniknya yang khas.
Kawakami, bagaimanapun juga slebornya, tetaplah inovator yang murni berjiwa seni. Dia secara jujur menegaskan chindogu sebagai barang non-komersil, simbol pemberontakan terhadap keseragaman, anti hak paten dan milik semua manusia, serta penuh nilai humor.
Didasari prinsip-prinsip tersebut, sangat wajar bila Kawakami marah ketika salah satu ide chindogu-nya dicuri oleh produsen barang, dipatenkan, dan dijual di pasaran. Kejadian semacam itu telah sering kali dialami Kawakami, namun dia menolak menggugat pelaku.
ADVERTISEMENT
"Beberapa orang tidak memiliki prinsip. Mereka melakukan apa saja demi uang," ketusnya dilansir The Japan Times. Semasa hidupnya, Kawakami telah membuat lebih dari 600 chindogu; tidak pernah berniat untuk mematenkan atau menjual kreasinya.
Menariknya, salah satu chindogu buatan Kawakami yaitu sebuah tongkat selfie yang disertai pompa tangan (dengan selang udara) untuk menekan tombol potret. Itu dibuatnya pada tahun 1990-an, hampir dua dekade sebelum kemunculan model selfie stick yang populer saat ini.
Sumber: japantimes.co.jp | chindogu.com