Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Circus Maximus, Stadion Pertama Bangsa Romawi
15 Februari 2020 12:00 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peradaban Romawi merupakan peradaban yang luar biasa hebat. Telah banyak peninggalan bersejarah bangsa Romawi yang mengaggumkan seperti ilmu pengetahuan hingga arsitektur bangunan. Salah satunya pasti kita mengenal amfiteater terbesar milik Romawi yaitu Colosseum. Ternyata Colosseum bukanlah stadion pertama orang Romawi. Stadion pertama mereka justru letaknya kurang lebih setengah kilometer barat daya dari Colosseum yang diberi nama Circus Maximus.
ADVERTISEMENT
Circus Maximus merupakan stadion yang dibangun pada abad ke-6 SM, tetapi baru selesai pembangunannya ketika masa pemerintahan Julius Caesar yaitu abad ke-1 SM. Caesar sendiri sengaja memperpanjang tingkatan tempat duduk untuk dapat berlari disekitar sirkuit oval, kecuali gerbang awal dan pintu masuk kembar di kedua ujung stadion. Stadion ini menjadi yang terbesar dengan panjang lebih dari 600 meter dan lebar 150 meter serta memiliki kapasitas tempat duduk antara 150.000 dan 250.000 orang.
Fungsi utama Circus Maximus adalah untuk mengadakan balapan kereta dan permainan Romawi, yang disebut Ludi. Permainan Ludi memiliki makna sebagai permainan yang dimainkan untuk menghormati para dewa Romawi dan juga sebagai bentuk hiburan yang populer selama zaman Romawi. Ketika permainan Ludi diadakan, maka akan menjadi hari libur nasional dan tidak ada satu orang pun yang melakukan aktivitas berdagang. Terkadang bisa sampai menghabiskan 135 hari untuk seluruh rangkaian permainan tersebut dalam satu tahun. Betapa luar biasanya bangsa Romawi menjadikan Ludi sebuah moment penting yang perlu diadakan sepanjang tahun.
ADVERTISEMENT
Ludi sendiri terdiri dari serangkaian acara seperti balap kuda, kereta, atletik, sandiwara, resital, perburuan binatang buas, pertarungan gladiator, upacara keagamaan dan pesta publik. Acara Ludi akan dibuka dengan parade akbar dan flamboyan di mana tujuan permainan akan disampakan dan para pesertanya diperkenalkan. Dari semua permainan Ludi, balapan kereta menjadi perlombaan paling tidak karuan. Hal ini karena pada awal perlombaan, kereta-kereta yang bertanding dibariskan di salah satu ujung lintasan, kemudian kasiar akan menjatuhkan kain sebagai tanda permaianan lomba dimulai. Seketika gerbang telah dibuka, para peserta lomba akan berlari ke depan dan mencoba memotong satu sama lain. Akibatnya banyak dari para peserta tidak sengaja menabrak Spinae (penghalang yang membentang di tengah-tengah trek. Spinae merupakan patung hias yang rumit terdiri dari obelisk dan kolom). Permainan lain yang paling dramatis tentu saja melibatkan binatang liar dan perkelahian gladiator. Untuk menyelenggarakan acara perkelahian gladiator yang luar biasa, jenderal Romawi Pompey bahkan sampai mengadakan kontes antara sekelompok gladiator dan 20 gajah. Memang pada tahun 169 SM, perburuan binatang buas sangat terorganisir, binatang yang diburu terdiri dari 63 Macan tutul, 40 beruang dan gajah.
ADVERTISEMENT
Ketika akhir abad ke-1 M, setelah Colosseum selesai dibangun dan mulai dijadikan tempat pertunjukkan gladiator kota dan perburan binatang buas dengan tingkatan yang lebih kecil. Sebagian besar atlet lintasannya berkompetisi di Stadion Domitian yang dirancang khusus. Kala itu, Circus Maximus masih terus dipergunakan untuk mengadakan balapan kereta hingga tahun 549 M. Setelah acara balapan terakhirnya, Circus Maximus tidak lagi digunakan. Para penduduk setempat mengambil kesempatan itu untuk mempreteli bangunan stadion dengan mengambil batu dan bahan bangunan lainnya. Ditambah lagi banjir bandang yang datang mengubur struktur tanah aluval dan puing-puing yang tersisa dari Circus Maximus.
Hingga akhirnya stadion Circus Maximus pun terlupakan hingga hanya menyisakan trek aslinya sekitar 6 meter. Pada abad ke-16, lokasi Circus Maximus digunakan penduduk sebagai pasar. Lalu pada abad ke-19 diubah menjadi pabrik gas. Kini sangat sedikit sekali bangunan asli yang tersisa, hanya tersisa bagian tempat duduk dan salah satu ujung trek melengkung yang dapat terlihat. Pemerintah setempat sekarang menjadikan situs ini sebagai taman umum modern tempat diadakannya konser dan rapat.
ADVERTISEMENT
Sumber: nytimes.com| britannica.com | amusingplanet.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org