Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Di Balik Sikap Kucing yang Cuek dan Egois
14 Juli 2020 17:27 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Foto: Wikimedia Commons](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1594722203/zgttykaw6f51s2bqpcmn.jpg)
ADVERTISEMENT
Rasa penasaran semacam ini senantiasa muncul saat melihat sikap kucing: mengapa hewan ini sering terlihat cuek dan egois? Wajar bertanya seperti itu, toh kebanyakan dari kita tidak memahami bahwa kucing sebetulnya adalah salah satu hewan asosial yang berhasil dijinakkan oleh manusia. Suka atau tidak, memang begitulah fakta historisnya. Meski telah mendapatkan banyak makanan dan elusan, tidak ada ikatan majikan-peliharaan antara manusia dan kucing.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan anjing, yang kemungkinan secara biologis pun tidak mampu untuk menyembunyikan suasana hati mereka kepada manusia yang merawatnya, seperti dengan mengibas-ngibas ekor, menjilat, dan mendengus. Kucing juga memiliki bahasa tubuh mereka sendiri, bisa dilihat dari arah ekor apabila mereka menginginkan sebuah elusan atau ketika ingin dimanja, namun mereka melakukan itu semua hanya demi "kepuasan" mereka semata.
Sebagaimana dilansir BBC International , petunjuk tentang sikap asli kucing dapat diketahui dari dokumentasi historis tentang penjinakannya pada masa lampau. Berbeda dengan anjing, kucing sebenarnya memang tidak dapat dilatih untuk bergantung pada makanan pemberian manusia, melainkan lebih cenderung mencarinya sendiri.
Sebelum diadopsi menjadi hewan rumahan, dahulu orang-orang memanfaatkan kucing untuk menjaga tanaman dan toko makanan, baik dari tikus atau hama lainnya. Sedangkan anjing memang lebih dekat dengan manusia, karena dapat sangat membantu untuk berburu.
ADVERTISEMENT
Menurut Karen Hiestand, pemikiran kita tentang kucing yang cuek merupakan kesalahpahaman yang mutlak. Sebab sedari dahulu, kucing memanglah spesies yang kurang suka bersosialisasi. Sialnya, manusia telanjur menganggap kucing memiliki sifat dan kepedulian untuk bersosial.
Selain itu, anggapan bahwa kucing egois juga muncul dari kekeliruan manusia dalam menerjemahkan sikap peliharaannya. Kucing lebih banyak melakukan komunikasi dengan tubuh mereka daripada suara, inilah mengapa kita harus memahami terlebih dahulu apa yang diisyaratkan melalui tubuh mereka sebelum mengambil kesimpulan. Misalnya, tatapan yang berkedip lamban, itu berarti kucing sedang mengekspresikan cinta. Juga saat mereka sedang memalingkan kepala ke sisi yang lain, yang kita anggap ketidakpedulian, itu tandanya kucing sedang merelaksasikan kepala mereka.
Kristyn Vitale, peneliti bergelar PhD yang mempelajari perilaku kucing, menegaskan bahwa kucing biasanya akan bersikap lebih santai untuk berteman dengan manusia. Berbeda dengan anjing yang mengekspresikan emosinya secara gamblang dengan segala tingkah, kucing lebih sering diam dan menatap manusia yang merawatnya dengan ketenangan. "Tuanku sedang baik-baik saja, tidak ada masalah," begitu kira-kira yang dipikirkan kucing tatkala melihat manusia, menurut Vitale.
ADVERTISEMENT
Jadi, lain kali saat kamu pulang ke rumah dan melihat kucingmu sedang diam dari atas sofa sambil menatapmu, atau menguap dengan rasa malas dan pergi entah ke mana, maka jangan kecewa. Itu adalah cara mereka sendiri untuk memberitahu kamu bahwa mereka senang melihatmu kembali.