Edwin Smith Papyrus dan Kemajuan Pengetahuan Medis Mesir Kuno

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
20 Februari 2019 23:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1862, seorang ahli Mesir dari Amerika bernama Edwin Smith membeli sebuah gulungan papirus kuno dari seorang pedangang Mesir. Saat itu Smith belum mengerti cara membacanya, tapi Smith yakin dalam gulungan itu terdapat informasi penting dan berharga.
ADVERTISEMENT
Smith kemudian menyimpang gulungan papirus tersebut hingga kematiannya tiba pada tahun 1906. Kemudian, putri Smith menyumbangkan gulungan itu ke New York Historical Society. Pada titik ini, gulungan papirus itu dapat dipahami dan saat ini dikenal dengan nama Edwin Smith Papyrus.
Edwin Smith Papyrus berisikan dokumen medis – merupakan teks bedah tertua yang bertahan dan terselamatkan. Dibuat pada sekitar 1600 SM, dengan pemeriksaan dan pembacaan yang dilakukan dengan hati-hati terhadap gulungan itu terungkap isinya yang merupakan risalah tentang medis yang diyakini oleh para ahli lebih tua dari gulungan itu sendiri, berasal dari sekitar 3000-2500 SM.
Juru tulis pada masa sebelumnya, yang menyallin Edwin Smith Papyrus diyakini banyak melakukan kesalahan, yang akhirnya meninggalkan gulungan itu hingga tidak sempat diselesaikan untuk alasan yang tidak akan pernah kita ketahui. Dalam Edwin Smith Papyrus menyatakan bahwa orang Mesir Kuno telah memiliki pengetahuan yang lebih jauh terkait anatomi tubuh manusia dan ilmu kedokteran. Dalam gulungan itu, disampaikan bahwa orang Mesir Kuno menangani cederai traumatis yang didasari pada anatomi yang dapat diamati, dan tidak menggunakan sihir atau pun ramuan herbal
ADVERTISEMENT
Edwin Smith Papyrus merupakan sebuah teks panduan yang digunakan untuk sebuah oprasi militer pada masanya. Dalam gulungan itu berisikan 48 kasus yang berhubungan dengan luka dan traumatis, seperti cedera, patah tulang, luka, dislokasi dan tumor.
Kasus-kasus disampaikan dalam format yang tidak berbeda dengan yang digunakan oleh dokter modern saat ini. Setiap kasus dimulai dengan riwayat medis dan pemeriksaan fisik pasien, yang meliputi menghitung jumlah denyut nadi, memeriksa luka akibat peradangan, dan penampilan fisik pasien itu sendiri, seperti wajah, mata, hidung dan sebagainya.
Setelah pemeriksaan, tahap selanjutnya adalah diagnosis dan prognosisi, tahapan di mana dokter menilai peluang pasien untuk bertahan hidup dan waktu pemulihan dengan mengkategorikan penyakit menjadi tiga kategori; ‘penyakit yang akan diobati,’ ‘penyakit yang akan dilawan,’ dan ‘penyakit yang dibiarkan.’
ADVERTISEMENT
Setelah itu kemudian tindakan dapat diambil, seperti menutup luka dengan jahitan dan perban, tulang yang patah diperbaiki, mencegah dan menyembuhkan infeksi dengan menggunakan madu, juga menghentikan pendarahan dengan daging mentah. Tindakan itu semua merupakan pengetahuan teknis terkait antiseptik dan antibiotik.
Edwin Smith Papyrus juga berisi tentang deskripsi jahitan di bagian tengkorak, meninges, permukaan eksternal otak, cairan serebrospinal, dan denyut intrakranial. Orang Mesir kuno sudah menyadari bahwa kerusakan pada bagian otak tertentu dapat memengaruhi fungsi tubuh dan dapat menyebabkan kondisi seperti kelumpuhan.
Hubungan antara lokasi cedera kranial dan sisi tubuh yang terkena dampaknya juga dicatat dalam gulungan itu. Sementara itu, cedera tulang belakang yang remuk dicatat dalam gulungan itu dan disampaikan dapat merusak fungsi motorik dan sensorik tubuh.
ADVERTISEMENT
Edwin Smith Papyrun menunjukan bahwa orang Mesir Kuno memilik pengetahuan terkait anatomi tubuh manusia yang sempurna. Seperti dalam menggambarkan jantung, pembuluh darah, hati, limpa, ginjal, hipotalamus, uterus dan kantung kemih. Meskipun fungsi fisiologis dari masing-masing organ belum sepenuhnya dipahami.
Orang Mesir kuno mengetahui bahwa darah dapat bersikulasi dalam tubuh melalui pembuluh, empat milenium sebelum Willian Harvey menemukan sistem sirkulasi darah, namun orang Mesir kuno tidak mengetahui mengapa itu terjadi. Membutuhkan waktu sekitar 1000 tahun untuk menjelaskan hal tersebut, setelah dokter-dokter Yunani kuno, seperti Herophilus, Erasistratus, dan Hippocrates membuat karyanya.
Namun, beberapa prosedur dalam gulungan itu menunjukan tingkat pengetahuan obat-obatan yang bahkan melampaui pemahaman Hipprocrates. Namun sayangnya, pengetahuan medis dari orang Mesir kuno ini terlambat diketahui.
ADVERTISEMENT
Sumber: britannica.com | ncbi.nlm.nih.gov