Fibromelanosis, Biang Hitam Ayam Cemani

Foto: commons.wikimedia.org

Hitam senantiasa menjadi warna spesial dalam dunia satwa. Padanya, terkandung kekaguman, kelangkaan, misteri, dan terkadang pula ihwal mistis. Banyak binatang yang memiliki warna hitam di sekujur tubuhnya (macan kumbang, kucing, panter, dan lainnya) namun sedikit yang memiliki kehitaman sampai ke organ dalam tubuh.

Di antara yang sedikit itu tersedia tempat untuk ayam cemani, spesies kebanggaan Indonesia--terutama masyarakat Desa Kedu-- yang lazim dijual dengan harga sangat mahal. Warna hitam pada ayam cemani tak terbatas hanya pada bulunya, sebab segala sesuatu tentangnya hampir benar-benar hitam (lidahnya, dagingnya, bahkan tulagnya).

Kondisi tersebut disebabkan oleh sifat umum (tak hanya terjadi pada cemani) yang disebut fibromelanosis. Fenomena ketika sel pigmen hitam dipromosikan secara proliferasi (pengulangan siklus tanpa hambatan) dari setiap keturunannya. Fibromelanosis muncul akibat gen yang telah termutasi; telah menjangkit beberapa hewan di Asia sejak lebih dari 800 tahun lalu.

Dalam kasus yang serupa dengan ayam cemani, beberapa spesies ayam di negara lain juga mengalami fibromelanosis. Contohnya yaitu bohuslan-dals svarthona alias ayam hitam Swedia, yang secara genetik berasal dari ayam impor Mozambik (dibawa ke Eropa oleh orang Norwegia) pada abad ke-17.

Bagaimanapun, meski fibromelanosis tampak menjadikan seluruh potongan tubuh ayam-ayam tersebut menjadi hitam, sebenarnya masih ada beberapa bagian yang memiliki warna lain. Darah mereka--walaupun pekat dan gelap-- masihlah merah; telurnya berwarna krem.

Sumber: ncbi.nlm.nih.gov | genetics.org