Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Filosofi Dia de Muertos, Menjaga yang Mati untuk Tetap Hidup dalam Pikiran Kita
17 November 2020 20:39 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
The Day of the Dead atau Dia de Muertos selalu digelar sebagai perayaan besar. Acara ini menjadi salah satu identitas di Meksiko, yang bermula dari sebuah tradisi kuno yang sering dilakukan oleh orang-orang Aztec. Seiring waktu, Day of the Dead terus berkembang hingga menjadi sesuatu yang spesial pada era modern.
ADVERTISEMENT
Dahulu, Suku Aztec di Meksiko Tengah sering melakukan upacara untuk menghormati orang-orang yang mati. Mereka menggunakan tengkorak yang ditempatkan di kuil-kuil Aztec, untuk menghormati serta berkomunikasi dengan orang-orang yang telah meninggal. Cara ini secara luar biasa bertahan selama enam abad, sampai akhirnya Kekaisaran Aztec abad ke-16 ditaklukan oleh Spanyol.
Usai ditaklukan, pengurus gereja Katolik memindahkan waktu perayaan, yang tadinya dilakukan setiap tanggal 1 menjadi 2 November. Sebelum dipindahkan, upacara sebenarnya ini tak memiliki sebutan apa pun. Orang-orang Katolik dari Spanyol-lah yang mulai menjulukinya sebagai Dia de Muertos.
Cara merayakan pun menjadi bervariatif, seperti dengan membersihkan kuburan kerabat yang sudah meninggal atau membawa makanan untuk menarik perhatian roh. Dalam upacara juga ada musik serta tarian untuk menyenangkan jiwa-jiwa yang telah tiada.
Menurut seorang jurnalis dan penulis buku Day of the Death, Mary J. Andrade, seseorang akan benar-benar mati jika dilupakan, tetapi akan terus hidup jika diingat. Inilah alasan mengapa tradisi kuno tersebut masih dijaga, demi melestarikan kehidupan seseorang (bahkan setelah ia wafat).
ADVERTISEMENT
“Orang benar-benar mati ketika Anda melupakan mereka, dan jika Anda memikirkan mereka, mereka hidup dalam pikiran Anda, mereka hidup di dalam hati Anda,” tutur Andrade.
Rujukan: