Guaraná, Buah 'Bola Mata Manusia' Senilai Emas Putih

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
6 Juni 2021 13:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buah guaraná, pada abad ke-17 dihargai senilai emas putih | Flickr/Idesam (CC)
zoom-in-whitePerbesar
Buah guaraná, pada abad ke-17 dihargai senilai emas putih | Flickr/Idesam (CC)
ADVERTISEMENT
Maués, salah satu daerah penghasil guaraná teratas di Brasil, ekonomi dan budayanya berputar di sekitar buah. Biji guaraná sangat dihargai, karena sifatnya sebagai obat dan stimulan.
ADVERTISEMENT
Buah ini juga sebenarnya sudah dikenal seluruh dunia, dalam bentuk minuman bersoda hingga minuman energi, seperti Monster dan Rockstar. Sering kali guaraná juga jadi bahan baku obat-obatan serta kosmetik.
Singkatnya, guaraná adalah industri yang bernilai jutaan dolar bagi perekonomian Brasil setiap tahun.
Guaraná pun mengandung kafein tingkat tinggi — sebanyak empat kali lipat dari biji kopi, serta stimulan psikoaktif lainnya (termasuk saponin dan tanin) yang terkait dengan peningkatan kinerja kognitif. Dan banyak makalah penelitian mengeksplorasi potensinya dalam pencegahan penyakit kardiovaskular, sebagai anti-inflamasi, antioksidan, antidepresan, pengatur usus, dan bahkan afrodisiak.
Maués layak dijuluki sebagai "tanah guaraná". Meski begitu, sejarah buah ini sudah muncul lebih lama sebelum kota itu ada.
ADVERTISEMENT
Penduduk asli Sateré-Mawé telah membudidayakan guaraná di hutan leluhur di dekatnya selama ribuan tahun. Nenek moyang merekalah yang memelihara spesies, mempelajari sifat-sifatnya, dan merancang teknik budidaya dan pemrosesan terbaik.
Namun, baru 352 tahun yang lalu, catatan tertulis paling awal tentang guaraná muncul, ketika Sateré-Mawé pertama kali berhubungan dengan orang Eropa.
Saat itu tahun 1669, dan seorang pendeta Yesuit, João Felipe Betendorf, dalam salah satu misi yang dikirim oleh kerajaan Portugis, membuka Amazon dan mengekstrak kekayaannya. Ia menulis tentang:
Penjajah Portugis di abad ke-18 juga menggambarkan guaraná sebagai "aset paling berharga" Sateré-Mawé; dan penggunaannya "sebagai mata uang untuk pembayaran".
Pada awal abad ke-19, dari laporan BBC International, terjadi perdagangan yang intens dari buah Amazon ini sampai ke Bolivia, Argentina, dan bahkan Eropa. Guaraná "sangat dihargai" oleh para ilmuwan di Pameran Internasional di London pada tahun 1862.
ADVERTISEMENT
Selama berabad-abad, orang-orang di seluruh wilayah telah mempelajari metode Sateré-Mawé, untuk membudidayakan dan memproses guaraná. Saat ini pun sekitar 2.400 keluarga di sekitar Maués menanam dan menjual lebih dari 500 ton benih olahan dalam satu tahun yang baik.
"Ribeirinhos [komunitas tepi sungai tradisional] di Maués belajar dari Sateré-Mawé," kata Ramom Morato, koordinator Guaraná Alliance of Maués (AGM), sebuah jaringan yang didirikan pada 2017 untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Maués.
"Mereka semua adalah keluarga petani dan banyak dari mereka adalah keturunan masyarakat adat atau diidentifikasi sebagai penduduk asli. Prosesnya artisanal [tradisional] dan menjamin produk berkualitas tinggi. Buahnya dipanen secara selektif dengan tangan dan bijinya menghabiskan waktu berjam-jam di panci tanah liat untuk mencapai kelembapan yang sempurna. Ini berbeda dengan daerah lain yang prosesnya bersifat industri," pungkasnya. [*]
ADVERTISEMENT