Konten dari Pengguna

Helepolis, Alat Perang yang Bertransformasi Jadi Kolosal di Rodos

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
12 Agustus 2019 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commns.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commns.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Di gerbang pelabuhan kota Rodos - sebuah pulau di Yunani dengan nama yang sama - pernah berdiri sebuah patung raksasa terbuat dari besi, kuningan, dan batu. Patung tersebut didedikasikan untuk dewa matahari Yunani, Helios. Kolosus di Rodos (Colossus of Rhodes) sebagaimana patung itu dinamakan, mempunyai tinggi lebih dari seratus kaki dan merupakan simbol kebanggaan bagi orang-orang Rodos yang telah berhasil mempertahankan kota mereka melawan upaya pengepungan Kerajaan Makedonia.
ADVERTISEMENT
Pada akhir abad ke-4 SM, setelah kematian Alexander the Great, Kerajaan Rodos menjalin kerja sama perdagangan dan budaya yang kuat dengan Ptolemy I dari Mesir. Bersama-sama mereka membentuk aliansi yang mengendalikan perdagangan di seluruh Laut Aegea. Raja Makedonia, Antigonus I, merasa terancam oleh aliansi ini. Ia takut bahwa firaun Mesir akan menggunakan pulau Rodos sebagai pangkalan untuk menyerang Makedonia, dan lebih buruk lagi, orang-orang Rodos mungkin benar-benar menyediakan kapal dan pasukan ke Ptolemy I untuk memfasilitasi serangan.
Awal dari penyerangan Makedonia inilah yang menjadi cikal bakal adanya patung Kolosus di Rodos. Karena bahan pembuatan patung dibuat dari peninggalan pasukan Makedonia.
Kisahnya bermula dari Antigonus I yang memutuskan untuk memecah aliansi ini Pada tahun 305 SM. Ia pun mengirim putranya yang kelak menjadi suksesornya, Demetrius, dengan armada besar kapal perang untuk mengepung kota Rodos. Kota Rodos dan pelabuhannya mempunyai pertahanan yang solid dan Demetrius tidak dapat mencegah kapal-kapal pasukan dari barisan blokadenya, sehingga ia mengalihkan perhatian pada upaya penguasaan pelabuhan. Demetrius segera membangun pelabuhannya sendiri di samping pelabuhan yang sudah ada dan merencanakan pengepungan di laut dan upaya serangan balik. Pada saat yang sama, pasukannya menghancurkan pulau itu dan membangun sebuah basis besar di daratan yang berdekatan dengan kota tetapi di luar jangkauan tembakan panah lawan.
ADVERTISEMENT
Selama pengepungan, kedua belah pihak menggunakan banyak perangkat seperti ranjau darat dan berbagai alat perang berskala besar. Yang paling mencolok adalah alat perang pihak Makedonina yang bernama helepolis atau juga disebut 'perenggut kota'.
Helepolis berbentuk menara dengan puncak atap yang runcing. Tingginya sekitar 40 meter dan berbahan dari kayu serta dilapisi lempengan besi. Interiornya dibagi menjadi beberapa lantai yang berisikan ratusan pasukan yang menunggu untuk menyerang tembok kota dengan ketapel batu dan pelantak tubruk (battering ram). Untuk menyerang, bagian depan dilengkapi dengan berbagai amunisi dan dilindungi oleh daun jendela. Helepolis juga mempunyai sistem pertahanan dengan melapisi bagian depannya dengan kulit yang diisi wol dan rumput laut untuk membuatnya tahan terhadap api. Secara kesuluruhan memiliki berat 160 ton, di mana ada delapan roda yang menjadi tumpuannya. masing-masing roda memiliki tinggi 15 kaki. Butuh 3.400 orang yang bekerja secara bergantian untuk mendorong dan memposisikan menara agar tepat mengarah ke depan tembok lawan.
ADVERTISEMENT
Sepanjang pengepungan, helepolis justru menjadi korban dari serangan orang-orang Rodos, di mana mereka berhasil mempreteli lapisan besi yang menutupi menara untuk menghancurkan dinding kayu dari menara perang tersebut. Untuk melindungi alat perangnya, Demetrius memerintahkannya pasukannya menarik kembali helepolis. Setahun kemudian, pasukan bantuan kapal yang dikirim oleh Ptolemy tiba, dan Demetrius beserta pasukannya meninggalkan pengepungan. Ia meninggalkan sebagian besar peralatan perang mereka.
Satu dekade kemudian, orang-orang Rodos melelehkan semua senjata yang ditinggalkan oleh pasukan Demetrius, termasuk lempengan besi dari helepolis. Mereka menjual sisa peralatan dan dengan uang serta besi dan perunggu yang melebur, Kolosus di Rodos dibangun untuk memperingati perlawanan heroik mereka. Patung itu dibangun dari kerangka besi, di mana lempengan kuningan dipasang untuk membentuk kulit. Kemudian untuk memperkokoh, patung diisi dengan balok-balok batu. Patung itu berdiri di atas alas marmer setinggi 15 meter. Setelah dua belas tahun, pada 280 SM patung itu selesai dibuat.
ADVERTISEMENT
Kolosus di Rodos merupakan salah satu tujuh keajaiban dunia dunia. Tingginya kira-kira setara dengan patung Liberty di Amerika Serikat dan menjadi patung tertinggi di dunia pada zamannya. Patung tersebut sayangnya runtuh karena gempa pada tahun 226 SM. Pada 2015 sejumlah arsitek, arkeolog dan ahli teknik dari beberapa daerah di Eropa berupaya membangun kembali patung raksasa itu di tempat yang sama. Rencananya mereka siap menambahkan teknologi pada patung Kolosal di Rodos seperti menempelkan panel surya dan material yang tahan gempa dan angin besar. Sayangnya proyek itu urung terlaksana sampai sekarang karena masih banyak perdebatan.
Sumber: classicalwisdom.com | amusingplanet.com | theguardian.com | greecehighdefinition.com | www.popularmechanics.com