Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Herostatus dan Pembakaran Kuil Artemis
17 April 2019 14:28 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada malam hari, tanggal 21 Juli 356 SM, terjadi dua peristiwa penting dalam sejarah Yunani. Peristiwa pertama menjadi sebuah narasi sejarah besar yang mewangi, sedangkan peristiwa kedua merupakan hal memalukan yang berusaha untuk dihapuskan dalam narasi sejarah.
ADVERTISEMENT
Disebutkan, di kota Pella, pada tanggal 21 Juli 356 SM, permaisuri dari Raja Philip II melahirkan seorang anak laki-laki. Saat menginjak dewasa, dia akan menjadi seorang Raja yang besar dan sekaligus seorang penakluk yang dapat melebarkan kekuasaannya dari Eropa, Afrika, hingga ke ujung timur Asia.
Anak laki-laki tersebut adalah Alexander Agung. Pada tanggal yang sama di tempat lain, terjadi sebuah peristiwa yang membuat penduduk Yunani kuno panik dan geram, Kuil Artemis, kuil agung bagi bangsa Yunani, terbakar.
Pelaku pembakaran Kuil Artemis adalah seorang pria bernama Herostratus, hal itu berdasarkan esai berjudul ‘Of Appetite for Glory’ yang ditulis oleh sejarawan Romawi abad pertama, Valerius Maximus. Maximus menekankan, bahwa kebiasaan orang Yunani kuno yaitu menghapuskan narasi-narasi buruk tentang sejarahnya dan membiarkan narasi sejarah yang baik bertahan.
ADVERTISEMENT
Walaupun Herostratus dan apa yang telah ia lakukan telah dicoba untuk dihapus dalam sejarah Yunani, tetapi namanya selalu muncul dalam narasi-narasi historis selama berabad-abad kemudian. Seperti disindir oleh Thomas Browne, seorang penulis berkebangsaan Inggris pada abad ke-17, bahwa apa yang coba dilakukan oleh masyarakat Yunani sia-sia, karena nama Herostratus dengan tindakan yang dilakukannya hidup hingga sekarang dibandingkan dengan mereka yang mencoba menghapusnya.
Kuil Artemis terbakar dan masyarakat Yunani kuno membangunnya kembali dengan gotong royong dan mengumpulkan dana bersama. Setelah Kuil Artemis terbakar, keberadaan Herostratus tidak diketahui kelanjutannya.
Setelahnya, Kuil Artemis baru dibangun lebih besar, berukuran panjang 137 meter dan lebar 69 meter dengan tinggi mencapai 18 meter. 600 tahun kemudian, Kuil Artemis kembali hancur, saat itu diruntuhkan oleh orang-orang Goth, salah satu bangsa dari Jerman Timur.
ADVERTISEMENT
Serupa dengan kasus sebelumnya, apa yang dilakukan oleh Herostratus pun masih lebih dikenang dibandingkan apa yang dilakukan suku Goth. Masih menjadi misteri, apa maksud dan tujuan dari Herostatus dan apakah dia hanya ingin namanya dikenang oleh sejarah?
Sumber: ancient.eu | amsuingplanet.com | thoughtco.com