Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Houfeng Didong Yi, Alat Pendeteksi Gempa Pertama
17 Oktober 2019 23:46 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 132 masehi, seorang astronom, ahli matematika, dan insinyur Cina yang brilian bernama Zhang Heng membuat penemuan yang mengesankan pada masa dinasti Han, yakni sebuah alat yang dapat mendeteksi adanya gempa.
ADVERTISEMENT
Ya, seismoskop (atau sering disebut seismograf/seismometer) pertama kali ada di negeri tirai bambu tersebut. Namun, tentu saja alat pendeteksi gempa masa itu berbeda jauh dengan masa kini.
Jika pada masa kini seismograf berupa mesin yang menggambar garis besaran gelombang goncangan gempa ke lembaran bernama seismogram. Pada masa dinasti Han, alat pendeteksi gempa berbentuk seperti guci yang terbuat dari bahan perunggu.
Jika sebuah guci mempunyai lubang di atasnya, benda pendeteksi gempa ini tidak. Hal yang membedakannya dari sebuah guci adalah adanya ornamen delapan buah kepala naga yang mengelilinginya.
Letak kepala naga juga tidak sembarangan posisinya, karena mempunyai prinsip mengarah ke setiap mata angin. Di bawah kepala naga terdapat ornamen berbentuk katak dengan bahan yang sama dan jumlah yang sama.
ADVERTISEMENT
Kepala naga dan katak secara simetris bersanding, di mana kepala naga menunduk ke bawah dan ornamen katak membuka mulutnya dan mengarah ke atas. Isi dalam guci tersebut tidak terlihat, tetapi diduga mengandung sebuah pendulum mekanis.
Ketika ada gempa bumi terjadi, pendulum akan berayun mengikuti gerakan tanah yang bergetar dan mengetuk bola logam keluar dari mulut naga, terjatuh, dan masuk ke dalam katak.
Arah turunnya bola mengindikasikan dari mana getaran itu datang. Bola yang jatuh juga mengeluarkan suara keras saat mendarat di mulut katak, memperingatkan bagi pengguna alat pendeteksi gempa tersebut.
Zhang Heng menyebut penemuannya Houfeng Didong Yi, atau 'baling-baling cuaca gempa'. Zhang Heng awalnya skeptis, tetapi dalam beberapa tahun percobaan lewat alatnya itu bola dari dalam guci terjatuh juga.
ADVERTISEMENT
Hanya saja orang-orang di kota tidak merasakan getaran gempa, sehingga ia mendapatkan kritik dan dicap penemu gagal. Namun beberapa hari kemudian, seorang pembawa pesan datang untuk melaporkan gempa bumi serius yang berasal ratusan mil jauhnya ke arah yang tepat seperti yang ditunjukkan dari alat tersebut.
Berabad-abad kemudian setelah Zhang Heng tiada, para ahli dari Cina mencoba merancang kembali seismograf ciptaan Zhang Heng, akan tetapi semuanya tidak bertahan lama.
Penulis kontemporer mencoba menggambarkan bagaimana alat tersebut berfungsi, tetapi cara kerjanya masih dianggap misteri. Misalnya, masih belum jelas bagaimana sebuah pendulum kuno bisa begitu sensitif untuk mendeteksi gempa bumi ratusan mil jauhnya, tapi tidak bereaksi ketika disentuh.
Sumber: dataphys.org | engadget.com | amusingplanet.com
ADVERTISEMENT