Internet Mengubah Struktur dan Fungsi Otak Kita

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
30 Juni 2019 19:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Tak bisa dipungkiri bahwa internet telah berdampak besar pada kehidupan kita sehari-hari, bahkan sedikit-banyak kita sebetulnya telah tergantung padanya.
ADVERTISEMENT
Tubuh kita pun melakukan penyesuaian dengan kehidupan yang ada, termasuk otak. Dengan adanya internet, banyak wilayah otak yang beradaptasi dengan pola kehidupan modern dan penuh teknologi seperti ini.
Lantas seperti apa sebenarnya pengaruh internet dalam kehidupan manusia terhadap otak? Jawabannya ada dalam peninjauan sejumlah studi terhadap pencitraan otak yang melibatkan ilmuwan dari Oxford University, Harvard University, Western Sydney University, Kings College, dan Manchester University di mana hasilnya dipublikasikan dalam jurnal "World Psychiatry".
Pengamatan itu bertujuan untuk menguji beberapa hipotesis atau pendapat terkemuka mengenai bagaimana internet berpengaruh terhadap otak. Tak ada kesimpulan pasti dari pengamatan ini, namun ada bukti bahwa gaya hidup online telah memberi pengatuh terhadap bagian otak yang berkaitan dengan perhatian, memori, dan keterampilan sosial.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa contoh yang mendasari bukti itu, misalnya kajian yang menemukan bahwa orang yang kerap dengan terpaksa harus mengecek ponsel mereka untuk melihat pesan dan notifikasi mengalami penyusutan daerah abu-abu (grey matter) di prefontal cortex mereka. Prefontal cortex adalah bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan menjaga fokus di tengah gangguan. Efeknya, orang semacam ini bisa kesulitan saat melakukan pekerjaan dengan tuntutan fokus yang tinggi.
Studi lain menguraikan bahwa daerah abu-abu pada otak seseorang juga bisa berkorelasi dengan jumlah teman yang dimiliki di Facebook. Daerah abu-abu yang dimaksud di sini terletak di bagian korteks entorhinal kanan, yang terkait dengan kemampuan untuk mengenali nama dan wajah seseorang.
Contoh lain adalah temuan mengenai ketergantungan berat terhadap mesin pencari yang berefek tidak bagus untuk memori internal otak. Kajian menunjukkan bahwa orang punya daya ingat yang lebih buruk terhadap informasi yang tersedia secara daring ketimbang di buku ensiklopedia. Ini berkaitan dengan berkurangnya aktivasi aliran ventral otak, yaitu sistem pengambilan memori utama, saat seseorang melakukan pencarian informasi secara daring.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat, dilansir IFL Science, temuan ini belum cukup untuk menyimpulkan apakah internet punya dampak baik atau buruk bagi otak manusia. Satu hal yang sudah jelas hanyalah fungsi kognitif otak akan semakin berubah seiring dengan semakin banyaknya waktu yang digunakan untuk berselancar di dunia maya.