Joe Reginella, Seniman Penebar Sejarah Palsu

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
20 November 2018 7:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dia ingin mengetes pengetahuan masyarakat dan tentunya bersenang-senang.
Tanggal 29 Oktober 1929, dikenal sebagai Black Tuesday, dikenang sebagian besar masyarakat Amerika Serikat sebagai hari resesi terburuk. Kala itu, pasar saham New York jatuh drastis, merupakan awal dari keruntuhan dan kehancuran bursa yang membuat panik selama lima hari.
ADVERTISEMENT
Siapa yang tahu, bahwa saat momen tersebut berlangsung, tragedi paling mengerikan ternyata juga terjadi Jembatan Brooklyn. Menurut Joe Reginella, tiga ekor gajah sirkus menerobos masuk ke perkotaan pada hari itu, menumbalkan sejumlah korban manusia dan dua gajah akhirnya mati dalam penyerbuan. Sejarah kelamnya kemudian diabadikan lewat monumen Brooklyn Bridge Elephant Stampede of 1929.
Kemudian pada 2 November 1963, sebuah kapal feri yang mengangkut lebih dari 400 manusia diserang oleh gurita raksasa. Malang, mereka semua mati usai ditarik ke bawah air, namun tak ada satu pun media yang meliputnya sebab bertepatan dengan hari pembunuhan mantan presiden John F. Kennedy. Nian begitu, bukti monumennya masih terjaga hingga kini (The memorial to the 1963 Staten Island Ferry Disaster).
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu membaca peristiwa-peristiwa tersebut dalam buku sejarah? Bila tidak, jangan khawatir, karena itu memang rekayasa Reginella.
Seniman satu ini benar-benar serius dengan leluconnya. Dia tak hanya membuat monumen-monumen sejarah palsu, juga menciptakan film hoax dokumenter, menulis artikel koran fiktif, dan menyebarkan selebaran dusta kepada para turis. Alhasil, saat khalayak mulai bingung, mereka lazimnya akan pergi ke museum atau perpustakaan tanpa menghasilkan apapun.
Bagi Reginella, karyanya ialah, “Proyek seni multimedia dan pengalaman sosial yang tidak jahat, tentang bagaimana orang-orang yang mudah tertipu."
Seni buatannya tak pernah dipajang permanen dan hanya ditampilkan pada hari dan waktu tertentu. Alasannya, sebab Reginella sadar akan menimbulkan masalah (seperti ditangkap pihak berwenang) bila ditaruh terlalu lama di ruang publik.
ADVERTISEMENT
Dia masih berkarya hingga saat ini, bahkan mempersiapkan dongeng-dongeng kontroversial berikutnya. Siap-siap saja, mungkin kamu termasuk korban penipuan berikutnya.
Foto: nypost.com | hifructose.com