Konten dari Pengguna

Kamikaze, 'Angin Ilahi' yang Menghancurkan Armada Laut Mongolia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
26 September 2018 5:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kapal Laut Pencari Harta Karun (ilustrasi). (Foto: Wikimedia commons/James E. Buttersworth)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Laut Pencari Harta Karun (ilustrasi). (Foto: Wikimedia commons/James E. Buttersworth)
ADVERTISEMENT
Sering kali kita mendapatkan penjelasan bahwa 'kamikaze' sangat identik dengan pasukan udara Jepang yang menuntaskan misi bunuh diri saat Perang Dunia Kedua. Deskripsi tersebut tak salah, meski secara historis 'kamikaze' sebetulnya sudah muncul jauh sebelum masa Perang Dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pun, kamikaze dinyatakan sebagai "pasukan udara Jepang yang dalam Perang Dunia II bersedia mati dengan cara menambrakan pesawat terbang yang mereka tumpangi pada sasaran". Serta "angin yang datang mendadak yang menyelamatkan bangsa Jepang dalam suatu peperangan antara Jepang dan Tiongkok pada abad ke-18".
Penjelasan 'kamikaze' sebagai 'angin' menurut KBBI inilah yang merupakan definisi paling tua, yang tak hanya terjadi pada abad ke-18 di Jepang. Hal tersebut justru akan menuntun kita pada sebuah peristiwa penting, ketika Jepang berhasil diselamatkan oleh angin dari invansi Kekaisaran Mongolia.
Pada pertengahan abad ke-13, Kekaisaran Mongolia yang dipimpin oleh Kubilai Khan memiliki angkatan laut yang masif --konon yang terbesar sedunia kala itu. Kekaisaran Mongolia yang menjangkau wilayah jajahan dari Asia Tengah sampai Eropa Timur, didukung oleh kekuatan maritim mereka yang hadir di sepanjang Laut Jepang, Laut Tiongkok Timur dan Selatan, Laut Arab, dan Teluk Persia.
ADVERTISEMENT
Ketika tahun 1274, Kubilai Khan mengutus armada laut Mongolia untuk menyerang Pulau Tsushima dan Pulau Iki di Jepang, sebagai upaya untuk memperluas area kekuasaan. Lantaran mendapat perlawanan sengit dari klan samurai ketika mendarat di Teluk Hakata, armada laut tersebut ditarik mundur untuk kembali ke pangkalan di Tiongkok. Namun, di tengah upaya penarikan, kapal-kapal Mongolia dihantam topan dan sebagian besarnya tenggelam.
Meski telah kehilangan cukup banyak pasukan, tujuh tahun kemudian Kubilai Khan mengirim lagi kekuatan maritimnya untuk menginvansi Jepang. Tetapi sekali lagi, setelah kesulitan mencari tempat berlabuh selama berbulan-bulan, pada tahun 1281 armada laut Mongolia kembali dihancurkan oleh topan.
Semenjak itu, Kekaisaran Mongolia tak pernah berupaya menginvansi Jepang. Sementara orang-orang di Jepang di sisi lain, setelah dua kali diselamatkan oleh topan, mulai percaya bahwa dewa telah turun tangan dengan menghindarkan mereka dari kebengisan Kubilai Khan. Daya magis itu disebut 'kamikaze' --yang berarti 'angin ilahi'.
ADVERTISEMENT
Kehancuran armada laut ternyata sangat berpengaruh terhadap penurunan kekuatan Kekaisaran Mongolia. Jangkauan invansi mereka dibatasi hanya melalui jalur darat. Sedangkan keruntuhan Kekaisaran Mongolia kian tak terhindarkan setelah ditaklukkan oleh orang-orang Tiongkok; kekaisaran akhirnya retak menjadi sejumlah kerajaan independen pada akhir abad ke-13.
Sumber: britannica.com | archaeology.org