Kapal Induk Udara Zeppelin yang Mematikan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2019 23:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Kapal induk unik pada masa perang dunia I yang dapat beroperasi di air dan udara
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Kapal induk unik pada masa perang dunia I yang dapat beroperasi di air dan udara
ADVERTISEMENT
Kapal induk konvensional pada umumnya beroperasi di air atau lautan. Namun pada masa Perang Dunia I kapal induk juga ada di udara. Ketika itu Amerika Serikat berhasil melakukan inovasi. Mereka menggunakan balon atau kapal udara zeppelin demi kebutuhan militer.
ADVERTISEMENT
Balon udara zeppelin yang diciptakan di Jerman oleh Count Ferdinand von Zeppelin memang mengundang perhatian Inggris dan AS untuk mencobanya. Zeppelin yang awalnya diupayakan sebagai pesawat pembom dan pengakutan penumpang, kemudian mempunyai fungsi yang lain yakni menjadi kapal induk bagi pesawat yang lebih kecil.
Foto: Count Ferdinand von Zeppelin adalah pencipta balon udara Zeppelin
Kapal induk masa kini jelas mempunyai landasan pacu, sementara zeppelin sendiri tidak. Inggris menjadi yang pertama mempunyai ide menjadikan zeppelin sebagai pesawat induk. Pesawat militer kecil menempel pada bagian depan kokpit zeppelin. Meskipun percobaannya sukses, program itu dibatalkan karena zeppelin dianggap terlalu besar sehingga mudah diserang.
Jerman juga bereksperimen dengan ide itu dengan 'mencantolkan pesawat tempur Albatros D.III di bawah Zeppelin dan melepaskannya dari ketinggian. Sistem peluncuran dari pesawat induk ini belum terpikirkan tingkat keselamatannya. Seusai berhadapan dengan musuh, pesawat tempur akan kembali pangkalan utama dan membiarkan kapal induk pulang sendiri.
ADVERTISEMENT
Pada 1929, militer AS menggunakan sistem trapeze untuk meluncurkan pesawat tempur dan menjadi pendaratan ketika kapal induk masih mengudara. Pesawat tempur dilengkapi dengan pengait di bagian atasnya agar bisa 'memarkirkan' pesawat mereka ke hangar udara yang didesain pada tubuh zeppelin. Sistem trapeze pertama kali dicoba di USS Los Angeles. Setelah Angkatan Laut puas dengan sistem yang bekerja, mereka melanjutkan untuk membangun dua kapal udara besar, USS Akron dan USS Macon, yang bertindak sebagai pengangkut pesawat tempur.
Hanya saja USS Akron dan USS Macon mendapat musibah besar ketika diterbangkan. Pada 3 April 1933, USS Akron terkena badai dan terjatuh di pantai New Jersey di mana akibat insiden itu 73 korban jiwa melayang. Sementara USS Macon juga terjatuh di Samudera Pasifik pada 12 Februari 1935 yang lagi-lagi karena terkena badai. Akan tetapi karena jatuhnya bisa dikendalikan dan terdapat pelampung penyelamat sehingga 81 nyawa selamat dari kejadian itu.
ADVERTISEMENT
Dua insiden itu berimbas diakhirinya program kapal induk udara. Bersama dengan munculnya pesawat tempur jarak jauh yang dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara dan pengisian bahan bakar udara, seluruh konsep kapal induk udara dibuang demi solusi yang lebih aman.
Sumber: britannica.com | amusingplanet.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org