Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Kapal Uap Berbahan Bakar Kotoran Hewan di Danau Titicaca
20 Agustus 2019 17:25 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Danau Titicaca merupakan danau terbesar di Amerika Selatan, terletak di dataran tinggi Andes perbatasan Peru dan Bolivia. Badan air menempati lembah dengan kedalaman sekitar 190 kilometer dan panjang 80 kilometer. Danau tertinggi di dunia dengan ketinggian lebih dari 3.800 meter. Uniknya danau ini dapat dilayari oleh semua kapal komersial -kapal penumpang dan kargo- yang melintasi wilayah Peru dan Bolivia.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1861 pemerintah Peru memesan dua buah kapal yang diberi nama Yapura dan Yavari. Kedua kapal tersebut didesign oleh Thames Ironworks di Sungai Thames di Inggris. James Watt Foundry of Birmingham meminta kapal itu dibangun dalam bentuk "Knock down" - bongkar pasang-. Untuk memudahkan diangkut dengan bagal (binatang semacam kuda) karena jalur kereta api dari pelabuhan Samudera Pasifik Arica cukup jauh yaitu berjarak 40 mill, sejauh perjanalan menuju Tacna. Begal akan membawa potongan kapal itu dari Puno menuju danau.
Tanpa disadari kapal dengan design "Knock Down" menjadi tugas besar bagi pemerintah Peru. Terdapat 210 ton logam yang harus dipasang kembali dengan urutan yang benar, ditambah medan jalan pengangkutan cukup menyulitkan sehingga terdapat ratusan potongan kapal tersebar di antara Tacna dan Puno. Batas waktu 6 bulan untuk memasang badan-badan kapal ternyata tidak tercapai. Hingga pemasangan kapal tertunda selama delapan tahun, hal ini diakibatkan oleh peristiwa yang menghambat seperti gempa bumi, pemberontakan petani, dan ancaman invasi kedua Spanyol ke Peru.
ADVERTISEMENT
Pada 1869, akhirnya semua bagian kapal telah terkumpul, tepat di hari Natal 1870, kapal Yavari yang pertama diluncurkan ke danau. Lima belas bulan kemudian tahun 1872 menyusul peluncuran kapal kedua Yapura.
Kedua kapal memiliki panjang 100 kaki, dengan mesin uap dua silinder yang bertenaga 60 tenaga kuda. Uniknya kapal tersebut memiliki bahan bakar berupa kotoran llama (binatang camelidae yang juga binatang asli Amerika Selatan). Llama di Peru ternyata sering digunakan oleh penduduk setempat sebagai bahan bakar.
Yavari direvonasi pada 1914, geladak kapal diperbesar dan dilengkapi mesin baru. Ketika Angkatan Laut Peru kehabisan dana untuk mengoperasikan kapal-kapal itu, mereka menonaktifkan Yavari dan mengubah Yapura menjadi kapal rumah sakit. Yapura berganti nama menjadi BAP Puno, dan menyediakan layanan medis untuk komunitas lokal yang tinggal di tepi danau. Pada tahun 1987, Yavari dibeli oleh organisasi nirlaba dan berubah menjadi museum yang ditambatkan di Teluk Puno.
ADVERTISEMENT
sumber: yavari.org | amusingplanet.com
sumber foto : commons.wikimedia.org