Konten dari Pengguna

Kebangkitan Kolomna, Kota Kebun Apel dan Pastila di Rusia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
8 Februari 2021 20:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kolomna, Rusia | Gambar oleh step-svetlana dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kolomna, Rusia | Gambar oleh step-svetlana dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Kolomna, sebuah kota yang terletak 113 km di tenggara Moskow, kembali menggeliat menjadi destinasi wisata. Kota ini sempat mengalami kemunduran setelah perang dan revolusi menyelimuti seantero daratan Rusia, namun kita mendapatkan napasnya lagi.
ADVERTISEMENT
Secara historis, kolomna sebetulnya sudah dikenal sejak pertengahan abad ke 15. Tempat ini kesohor sebagai kota yang penuh dengan perkebunan buah, khususnya apel.
Dari balik pagar kayu bercat pastel pada musim semi, buah apel dan bunga akan sakura jatuh dan berguguran ke jalan-jalan. Buah apel selalu ditanam di sini. Jadi, bukan kebetulan jika kota ini identik dengan makanan lezat berbahan dasar apel: pastila
Pastila | Wikimedia Commons
Dalam dokumentasi sejarah, pastila pertama kali disebutkan dalam Domostroi Rusia (Pesanan Domestik) abad ke-16, sebuah kodeks aturan dan instruksi rumah tangga tentang berbagai masalah agama, sosial, dan domestik. Awalnya pastila dikembangkan sebagai sarana untuk mengawetkan panen apel dan memberikan suguhan manis selama bulan-bulan musim dingin.
ADVERTISEMENT
Pastila pun sering disamakan dengan marshmallow, tetapi hal ini tidak sesuai dengan kualitasnya. Pastila jelas lebih unik dan halus ketimbang marshmellow.
Di Kolomna, dengan kebun apelnya yang berlimpah, konon telah dibuat versi pastila terbaik dan paling lembut. Sejak tahun 1862, ketika kota itu terhubung ke Moskow melalui jalur kereta api, reputasi pastila dari Kolomna tersebar di seluruh Rusia.
Produknya pun dijual di Moskow, St Petersburg, dan sekitarnya. Pastila terus diproduksi di Kolomna sampai 1914, sampai perang dan revolusi memadamkan kemasyhur. Sejak tahun itu, pastila terlupakan dan Kolomna mengalami kemunduran. Banyak dari bangunan tua yang indah juga dibiarkan rusak.
Pohon apel di Kolomna | Gambar oleh Юлия Зяблова dari Pixabay
Beruntungnya, baru-baru ini, semua kondisi kelam itu telah berubah sebagian besar, berkat upaya beberapa wanita yang inventif dan banyak akal.
ADVERTISEMENT
Kisah kebangkitan Kolomna bermula pada tahun 2008, ketika kota ini menjadi tuan rumah European Speed Skating Championships. Kala itu, Natalia Nikitina, manajer proyek, sedang mencari buah tangan khas Kolomna untuk dijadikan sovenir bagi para peserta kejuaraan tersebut. Setelah mencari di berbagai sumber referensi, Nikitina beserta rekannya menemukan resep orisinal pastila. Alhasil, mereka pun tertarik untuk membuat serta mengembangkannya.
Berita dengan cepat mulai menyebar, pengunjung dari jarak yang sangat jauh mulai berdatangan untuk mencoba dan sedikit merasakan sejarah Kolumna. Penasaran untuk mempelajari lebih lanjut tentang warisan kota, Nikitina juga menemukan referensi sejarah untuk jenis roti tradisional yang disebut kalach. Ini adalah roti yang terbuat terbuat dari adonan yang dipilin atau dikepang.
ADVERTISEMENT
Hubungan sastra dengan pastila lantas menginspirasi Nikitina dan timnya untuk memulai residensi seni dan festival buku tahunan. Tak lama kemudian, suasana positif di kota ini telah mendorong usaha kecil kreatif lainnya untuk dibuka kembali.
Sekelompok industri tradisional kini telah turut berkembang (seperti sabun, sutra, dan keramik) di Posad (kawasan pedagang) Kolomna. Kondisi ini lebih kurang mirip seperti yang terjadi berabad-abad lalu.
Banyak peluang kerja juga telah diciptakan. Adapun Nikitina sekarang mempekerjakan sekitar 100 orang di sejumlah museum, toko, kafe, dan fasilitas produksi baru.
Selain itu, banyak rumah kayu tradisional di Kolomna telah dipugar, untuk memamerkan nalichniki atau bingkai jendela yang diukir secara dekoratif. Kolomna kini kembali tampil di peta.