Konten dari Pengguna

Kebuasan Flu Rusia & Kepongahan Amerika

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
27 Maret 2020 20:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: ilustrasi penanganan pandemi flu di Amerika pada masa lalu | commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: ilustrasi penanganan pandemi flu di Amerika pada masa lalu | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Sebagian besar orang Amerika baru pertama kali mengetahui kabar tentang Flu Rusia pada awal Desember 1889. Surat kabar nasional membahas peningkatan jumlah korbannya di Berlin, Brussels, Lisbon, London, Paris, Praha, Wina, dan kota-kota lain. Para pemimpin top Eropa pun jatuh sakit. Orang Amerika mendapatkan informasi-informasi tersebut hampir setiap hari.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa bulan, pandemi itu menyebar ke hampir setiap penjuru di Bumi. Virus seakan bisa menelusuri dan menemukan jalannya sendiri, mengikuti jalan-jalan utama, arah sungai-sungai, dan jalur kereta api. Para ilmuwan pada saat itu sadar, Flu Rusia disebarkan melalui kontak manusia, bukan oleh angin atau cara lain. Selama orang dapat bergerak dengan mudah dari satu kota ke kota lainnya, dan dari satu negara ke negara lainnya, menghentikan penyebarannya hanyalah kemustahilan.
Situasi yang telah cukup gamblang untuk ditakuti rupanya tidak menggugah masyarakat Amerika untuk tersentak dari kealpaan. Mereka tak menganggapnya sebagai ihwal serius yang patut diantisipasi. Kebanyakan orang Amerika pada saat itu mungkin berpikir: tempat mereka aman, dipisahkan dari Eropa oleh lautan, dan terbentang jarak sangat lebar dengan sumber pandemi. Berita-berita pun tidak menimbulkan kegemparan; tidak ada kepanikan dalam aktifitas warga sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Sampai kemudian New York dan kota-kota pelabuhan di Pesisir Timur menjadi titik awal laporan kasus yang dicurigai, kewaspadaan belum juga muncul. Lalu tujuh orang dari satu keluarga (berusia antara 14 hingga 50 tahun) di Manhattan dikabarkan mengalami gejala Flu Rusia dengan salah satunya menjadi pasien pertama yang dikonfirmasi. Mereka telah mengalami kedinginan pada awal gejala, sakit kepala mendadak, diikuti oleh sakit dan radang tenggorokan, lalu bronkitis. Dengan semua tanda-tanda yang sudah cukup jelas, "Para pasien mengalami sakit yang hampir sama dengan orang-orang pilek," begitu respons mayoritas surat kabar pada saat itu, menurut History.
Pejabat kesehatan masyarakat pun mengerdilkan potensi bahaya, dengan alasan bahwa influenza Rusia cuma mewakili jenis flu ringan. Kendati telah mendapatkan laporan tentang satu keluarga di Manhattan, beberapa pejabat membantah bahwa Flu Rusia telah tiba di Amerika dan bersikeras bahwa pasien hanya menderita flu biasa atau flu musiman. Lagi-lagi, koran-koran juga memperlakukan Influenza Rusia dengan enteng: "Itu tidaklah mematikan, bahkan tidak benar-benar berbahaya," tulis The Evening World di New York.
ADVERTISEMENT
Seperti transportasi kereta api yang memungkinkan Flu Rusia menyebar di Eropa dalam beberapa minggu, kapal uap berukuran besar pun membawa para pelancong yang terinfeksi dari Eropa ke Amerika.
Pada 28 Desember 1889, surat kabar di Amerika melaporkan kematian pertama akibat Flu Rusia. Thomas Smith dari Canton, Massachusetts, yang berusia 25 tahun, meninggal dalam waktu cukup cepat setelah menggigil kedinginan dan menderita pneumonia. Segera setelahnya, seorang bankir terkemuka di Boston juga wafat dengan gejala serupa.
Ketika jumlah kematian meningkat, benak-benak tersentak. Orang Amerika mulai menerima ancaman itu dengan sikap lebih serius. Pada minggu pertama Januari 1890, tercatat jumlah kematian 1.202 orang di New York. Tidak ada yang tidak terkejut dengan lonjakan angka tersebut.
ADVERTISEMENT
"Orang dengan paru-paru yang lemah dan mereka yang menderita penyakit jantung atau masalah ginjal adalah yang paling parah terkena dampaknya, dan dalam banyak kasus influenza (Rusia) telah mengakibatkan pneumonia secara cepat," dituliskan surat kabar New-York Tribune.
Polah warga seketika berubah, berusaha sebaik mungkin agar tidak saling tertular dan menularkan. "Dalam kereta Sixth Avenue Elevated pagi ini setengah dari seluruh penumpang terbatuk, bersin, dan mengusapkankan sapu tangan ke hidung dan mata, dan banyak di antara mereka yang kepalanya dibungkus syal dan muffler," dilaporkan The Evening World. "Mereka kerumunan yang tampak murung dan putus asa."
Para apoteker di seluruh negeri sibuk menangani permintaan kina dalam jumlah luar biasa banyak. Sesuai saran dari beberapa otoritas kesehatan sebagai alternatif obat yang mungkin ampuh.
ADVERTISEMENT
Awal Februari 1890, menurut catatan historis kontemporer, pandemi influenza yang mengerikan itu sebagian besar telah menghilang di Amerika. Di Kota New York adalah tempat kematian tertinggi, dengan 2.503 jiwa. Sementara di Boston, dengan populasi yang lebih kecil, juga sangat terpukul dengan tingginya angka kematian. Total korban tewas di Amerika mencapai 13.000 jiwa, menurut Kantor Sensus AS, dalam waktu kurang dari dua bulan.
Influenza Rusia tidak sepenuhnya selesai, walau sudah dinyatakan berhenti penyebarannya oleh pemerintah Amerika. Penyakit ini muncul kembali beberapa kali pada tahun-tahun berikutnya. Cukup beruntung, sebagian besar populasi Amerika telah kebal dan lebih waspada, setelah terpapar parah pada peristiwa pertama.
ADVERTISEMENT