Keledai Bercelana di Pulau Rhea

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
20 September 2018 0:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: Anes en Culotte | commons.wikimedia.org
Di masa lalu, wilayah Poitou, Prancis, sangat terkenal akan keledainya --yang oleh warga lokal disebut Baudet du Poitou. Hewan ini berukuran besar, jenis keledai pekerja, yang dahulu dimanfaatkan untuk beragam jenis profesi manusia.
ADVERTISEMENT
Hingga pertengahan abad ke-20, sekitar 30.000 Keledai Poitou dibiakkan kemudian diekspor ke berbagai negara. Tidak mengherankan, jika jenis keledai ini juga termasuk yang paling populer dan paling dicari di Eropa.
Terutama di Pulau Rhea (masih di Prancis) Baudet du Poitou dibudidayakan untuk industri garam. Keledai Poitou terbiasa membantu manusia guna memanen garam di rawa-rawa; oleh karena itu sering tergigit nyamuk atau serangga.
Alasan tersebut membuat para pemilik industri garam di Pulau Rhea sering menyuruh pegawainya untuk membuat celana khusus yang disebut Anes en Culotte --jika diterjemahkan berarti 'celana keledai'. Bahan dari kain tirai memberikan kenyamanan bagi keledai, sementara bagian kaki mereka pula terlindungi dari bermacam gigitan binatang kecil.
Pada saat ini, Keledai Poitou memang tidak lagi bekerja di rawa-rawa garam Pulau Rhea. Namun, tradisi mengenakan Anes en Culotte masih tetap berlanjut demi melestarikan budaya serta menarik minat wisatawan.
ADVERTISEMENT
Sumber: iledere.com | ane-en-culotte.com