news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kelereng Moqui dan Permainan Para Leluhur

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Februari 2019 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Di Utah Selatan, di bagian barat Amerika Serikat, hampir di setiap tempat terdapat banyak ratusan bola besi yang tertanam di batu dan berkumpul di genangan air yang berada di tanah. Bola-bola besi tersebut berukuran kecil, dan sering kali disebut dengan Kelereng Moqui.
ADVERTISEMENT
Kata "Moqui" berasal dari bahasa Suku Hopi yang berarti "orang mati", Suku Hopi merupakan Suku Indian yang oleh Spanyol ,pada masa awal kedatangannya di pulau Amerika, diberi nama Indian Moqui. Hingga nama Moqui diubah secara resmi pada awal 1900-an menjadi Hopi.
Dalam salah satu legenda Suku Hopi, arwah leluhur Suku Hopi kembali ke dunia pada malam hari dan memainkan permainan dengan menggunakan Kelereng Moqui tersebut. Para arwah leluhur bermain hingga pagi hari, dan meninggalkan Kelereng Moqui untuk meyakinkan kerabat bahwa mereka bahagia dan puas bermain.
Kelereng Moqui juga memiliki nama dan sebutan lain, seperti buah ceri Navajo, buah beri Kayenta, buah beri Entrada, kelereng Hopi, bola Moqui, dan batu Shaman. Para ahli geologi menyebut bahwa nama lain dari Kelereng Moqui itu benar adanya.
ADVERTISEMENT
Kelereng Moqui terdiri dari batu pasir yang disemen bersama oleh hematit, oksida besi dan dikelilingi oleh cangkang keras yang berasal dari mineral oksida besi. Batu pasir itu mengendap pada sekitar 180 juta hinga 190 juta tahun yang lalu pada gundukan padang pasir besar yang mirip seperti gurun Sahara, yang meliputi wilayah bagian Utah, Arizona, Colorado, Wyoming, Idaho, Nevada, dan New Mexico.
Kemudian, serpihan mineral kaya besi berhembus dari sekitarnya dan terkubur bersama dengan pasir. Berselang beberapa lama, serpihan-serpihan besi itu menyatu dengan pasir yang memberikan efek warna dan pola pada Kelereng Moqui menjadi begitu menakjubkan.
Pada saat Kelereng Moqui masih terbentuk, air yang mengandung zat pereduksi semisal hidrokarbon dan asam lemah, meresap perlahan melalui batu pasir yang dapat ditembus oleh gas ataupun cairan. Memutihkan batu yang berwarna merah dengan melarutkan besi ke dalam air.
ADVERTISEMENT
Air yang sarat akan kandungan besi tersebut akhirnya mengalir ke tempat di mana kandungan kimia air dalam tanah berubah yang kemudian menyebabkan besi mengendap. Besi yang mengendap tersebut kemudian mengelilingi dan menyemen butiran pasir, dan membentuk konkresi besi yang terdiri dari lapisan konsentris dari mineral besi.
Setelah terbentuk, Kelereng Moqui perlahan terkikis selama jutaan tahun, dan memaparkan beton tahan erosi yang menumpuk di tanah. Berdasarkan sebuah penelitian, Kelereng Moqui tersebut berusian tidak lebih dari 25 juta tahun, sedangkan yang ditemukan di dataran tinggi Arizona berusia lebih muda yaitu 300.000 tahun .
Sumber: geology.utah.gov | livescience.com