Kepompong Berpagar yang Misterius

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
8 Agustus 2019 5:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: kepompong misterius di Hutan Amazon, Peru
zoom-in-whitePerbesar
Foto: kepompong misterius di Hutan Amazon, Peru
ADVERTISEMENT
Ada yang unik dan misterius dari kepompong yang ditemukan di sebelah selatan hutan hujan Amazon, Peru. Bentuknya yang tidak biasa membuat para peneliti menilai kepompong tersebut merupakan fase dari spesies serangga baru yang belum terjamah.
ADVERTISEMENT
Bila kepompong seekor serangga biasanya berbentuk oval, tetapi tidak yang satu ini. Kepomong yang ditemukan di belantara hutan Amazon itu mempunyai pagar yang mengelilingi pusatnya yang membentuk kubah dengan tiang di atasnya. Tiang berpusat di tengah dan terhubung dengan jaring-jaring tipis ke tiap pagarnya. Satu hal yang sama seperti kepompong lainnya, kepompong satu ini menempel di pohon. Hanya saja bukan di ranting, tetapi di badan pohon.
Troy Alexander yang melakukan ekspedisi ke hutan Amazon dan menemukan kepompong tersebut langsung mengabadikan objek tersebut pada 2013 lalu. Bingung serangga apa yang bisa membentuk kepompong dengan cara artistik dan eksotis (?), Alexander kemudian bertanya pada netizen via Reddit.
"Saya memposting ini sekali sebelumnya dan belum menemukan jawaban, tetapi pada waktu yang sama saya pernah melihatnya sekali dan menduga mungkin adalah tahap awal yang gagal dari kepompong ngengat urodid," tulis Alexander. ".... Saya berasumsi ada telur di bawah tiangnya tepat di dalam pagarnya, kayaknya itu mungkin juga sebuah kepompong. Tolong, ada yang bisa menebak?"
ADVERTISEMENT
Banyak teori yang ada di pikiran Alexander, mulai dari kepompong ngengat sampai jejak tumbuhnya jamur. Akan tetapi, Alexander bertahan dengan ide kalau objek dengan tinggi 2 centimeter tersebut adalah rumah atau sarang laba-laba untuk melindungi telurnya.
"Saya membagikan ini (di daring) dengan beberapa entomologis (ahli serangga) tanpa menunjukkan ID (identitas online). Teori favorit saya: ada telur laba-laba di pusat tiang kepompongnya, dan laba-laba memanjat tiang tersebut dan berjalan mengitari dengan mengeluarkan jaring parasutnya, agar bisa terlindungi oleh pagar setiap waktu." "Dilihat dari dekat lewat foto, saya menduga, ya, benar juga. Itu adalah jaring (laba-laba) yang terhubung satu sama lain," jelas Alexander.
Pada Desember 2013, peneliti dari Tambopata, Peru, yakni Phil Torres bersama Lary Reeves dan Geena Hill (ahli serangga dari University of Florida), beserta fotografer Jeff Cremer, mencoba mendalami laba-laba dari jenis apakah yang membuat sarang itu (?). Selama sepekan mengelilingi area tersebut dengan berjalan kaki sejauh 200 meter mereka pun menemukan objek yang sama.
ADVERTISEMENT
Penelusuran mereka terbayarkan, objek yang awalnya dikira kepompong itu rupanya adalah sarang dari laba-laba (dengan tiga anak laba-laba keluar dari sana). Meskipun begitu, Torres tidak mau langsung menilai sarang itu dibuat laba-laba karena ia belum melihat ada laba-laba di sekitar yang membangun objek tersebut. Torres dan peneliti lainnya juga mempunyai teori lain kalau sarang itu dibuat oleh sekumpulan tungau yang juga hidup di area sekitar.
"Alasan pertama, bukanlah hal yang biasa bagi laba-laba meletakkan telurnya dan meninggalkannya. Mereka mempunyai kebiasaan menaruh telur lalu membungkus dan menempelkannya di jaring untuk dilindungi," jelas Torres via blognya. "Yang lebih aneh, kelihatannya hanya ada satu telur di setiap struktur bungkus pelindungnya. Hal ini, sejauh yang bisa kita bilang, akan menjadi satu-satunya laba-laba bertelur satu yang bakal kita kenal. Kita sudah melihat beberapa laba-laba dewasa di sekitar, tetapi kami tidak melihat mereka membangun sarang itu, jadi laba-laba mana yang membangun sarang itu masih menjadi misteri.
ADVERTISEMENT
Selain untuk melindungi telur, peneliti mempunyai hipotesis lain terkait sarang itu. Sarang berbahan jaring itu diduga mempunyai bau-bauan kimia yang memancing tungau, semut, dan serangga kecil lainnya untuk menjadi makanan pertama bagi anak laba-laba yang baru lahir.
Sumber: nationalgeographic.org | amusingplanet.com | livescience.com