Ketika Manusia Menyatakan Perang Terhadap Tikus Got

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
4 September 2018 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Negara Bagian Alberta, Kanada, adalah yang paling sukses dalam memerangi rattus norvegicus.
Foto: Poster dan pembasmian tikus di Alberta | agric.gov.ab.ca
ADVERTISEMENT
Di antara semua jenisnya, tikus cokelat (rattus norvegicus) merupakan yang paling umum dijumpai manusia. Spesies ini pula yang mudah tersebar di area perkotaan dan memiliki resistensi paling ekstrem dan sanggup bertahan hidup di lingkungan sangat kotor. Sehingga tak mengherankan jika sering disebut 'tikus got' atau 'tikus tong sampah'.
Ihwal paling mengerikan dari tikus cokelat yakni potensinya sangat besar untuk menyebarkan penyakit. Hampir semua epidemi yang disebarkan oleh tikus cokelat pasti terjamin bahayanya dan telah menyebabkan banyak kematian manusia. Jadi, tidak mengherankan, selama berabad-abad manusia telah mengusahakan pelbagai upaya demi memberantas tikus cokelat.
Pada 1930-an, Kota New York mencoba membersikan wilayahnya dari tikus dengan menggunakan gas mustard namun tidak berhasil. Sepuluh tahun kemudian, mereka menggunakan antikoagulan dan masih tetap gagal.
ADVERTISEMENT
Lalu, pada 1970-an, usaha mereka masih tak membuahkan hasil dengan Dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT). Saking inginnya memusnahkan tikus, pemerintah di Kota New York bahkan diketahui mengalokasikan dana USD 32 juta demi memerangi tikus pada 2017.
Program pemberantasan tikus secara masif juga sedang dilakukan Selandia Baru. Negara ini menjamin kepada rakyatnya akan terbebas dari tikus pada 2050 nanti (tikus putih/tikus lab tidak termasuk hitungan).
Tetapi, dari banyak sekali usaha manusia dalam memerangi tikus, cuma sedikit di antaranya yang dapat dibilang sukses.
Pulau Georgia Selatan (bukan negara Georgia) ialah salah satu contohnya. Rumah bagi ratusan ribu penguin ini secara resmi dinyatakan bebas tikus pada 2018. Keberhasilan tersebut tak terlepas dari operasi penjatuhan racun lewat helikopter dan upaya ekstensif selama tujuh tahun.
ADVERTISEMENT
Di atas keberhasilan Georgia Selatan, upaya paling gemilang dalam memerangi tikus cokelat juga dapat kita saksikan di Negara Bagian Alberta, Kanada. Sejak 1950, negara bagian yang hampir seluas Prancis ini benar-benar serius menyatakan perang terhadap tikus.
Di bantu Menteri Pertanian Kanada, mereka membentuk zona kontrol tikus di sepanjang perbatasan Saskatchewan dengan Alberta. Mereka juga membentuk gugus-gugus perbatasan yang bertugas memburu dan membunuh hewat pengerat itu.
Selain itu, sebagai propaganda terbaiknya, masyarakat di Negara Bagian Alberta dididik dan dilatih tentang cara terefektif memberantas tikus. Ribuan poster dan pamflet untuk memerangi tikus disebarkan di ruang publik, serta buku kecil sebagai panduan 'agar dapat bertempur dengan sukses' (tulisan di buku panduan pada 1954).
ADVERTISEMENT
Mulanya, Alberta menggunakan trioksida arsenik yang sangat kuat digunakan untuk membunuh tikus cokelat, kemudian diganti dengan alternatif yang lebih aman (seperti warfarin dan antikoagulan) sejak 1953.
Pada 1960, program perang terhadap tikus mulai memperlihatkan hasil positif, populasi hewan pengerat itu menurun drastis. Dan puncak kesuksesannya tercapai pada 2002, ketika populasi tikus tergerus sampai angka nol.
Sebab peluang tikus untuk kembali menginvansi Alberta dapat terjadi kapan saja, maka pada 2014 diperkenalkan call center 310-RATS supaya warga dapat segera melapor jika melihat penampakan tikus. Hebatnya, laporan tersebut akan langsung ditanggapi dengan mengirimkan tim pengendali hama, yang dipersenjatai senapan dan racun, ke lokasi yang teridentifikasi bertikus.
Sumber: The Canadian Encyclopedia | The Guardian | National Geographic | BBC | Alberta Agriculture and Forestry
ADVERTISEMENT