Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kinderdijk, Sisa-sisa Kincir Angin Belanda
6 Desember 2018 20:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Foto: commons.wikimedia.org
Terdapat banyak polder (tempat mengatur genangan) di Alblasserwaard, Belanda, karena wilayah ini sejatinya berasal dari hasil reklamasi danau atau rawa-rawa. Ketinggian lokasinya berada di bawah permukaan laut; itulah mengapa polder sangat diperlukan guna mengelola volume air sungai.
ADVERTISEMENT
Memasuki abad ke-13, kelebihan air dari Sungai Lek dan Noord mulai menjadi masalah sangat serius karena polder-polder tak lagi sanggup mewadahinya. Mulanya, dibangun kanal besar yang disebut weteringen untuk mewadahi kelebihan itu, namun seiring waktu permukaan tanah kian terbenam sementara ketinggian sungai semakin naik akibat endapan pasir. Bila tetap dibiarkan maka air dari sungai, polder, dan kanal akan bersatu kemudian menghilangkan daratan.
Beberapa abad kemudian, solusi baru pun diaplikasikan yaitu dengan membangun 19 kincir angin dan beberapa waduk di Desa Kinderdijk (antara tahun 1738-1740). Tujuannya ialah untuk menguras polder, dengan memompa kelebihan airnya ke dalam waduk. Sampai polder mengering dan tingkat ketinggian sungai merendah, kemudian air dari waduk akan kembali dipompa ke Sungai Lek dan Noord.
ADVERTISEMENT
Sejak pertengahan abad ke-18 sampai awal ke-19, di daerah Alblasserwaard dan Vijfheerenlanden bahkan berdiri lebih dari 150 kincir angin. Jumlahnya turun pada 1870-an menjadi 78; hari ini hanya tersisa 28 kincir angin saja dengan 19 di antaranya terdapat di Kinderdijk.
Meski sekarang peran pengeringan polder telah diemban oleh pompa diesel yang lebih efisien, keberadaan kincir angin khas Belanda itu masih terjaga dengan baik. Pada 1997, UNESCO memasukkan Desa Kinderdijk ke dalam Situs Warisan Dunia; lokasi itu telah menjadi destinasi wisata populer di mana turis masih dapat leluasa mengambil potret kincir angin khas Belanda.
Sumber: kinderdijk.com | holland.com