Kisah Penderita Agorafobia yang ‘Menjelajahi’ Bumi

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
13 Juli 2020 8:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Flickr/Franck Vervial
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Flickr/Franck Vervial
ADVERTISEMENT
Sangat sulit bagi seorang agorafobia untuk hidup dalam dunia yang ramai. Hiruk pikuk adalah gangguan yang menyebabkan rasa takut dan cemas. Walhasil, ruang terbuka dan kehadiran banyak orang membuat penderita fobia ini amat khawatir, tidak berdaya untuk bertindak apa pun, dan merasa sangat malu. Dalam setahun, diperkirakan lebih dari satu juta kasus kepanikan berlebihan yang diakibatkan oleh agorafobia.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak orang, Jacqui Kenny adalah salah satu penderita agorafobia. Ia menyadari bahwa petualangan fisiknya telah dibatasi oleh fobia memuakkan itu. Namun, sebagai individu yang berhak menikmati keindahan Bumi, Kenny memiliki cara lain agar dapat melihat dunia luar tanpa harus keluar rumah.
Dari tempat tinggalnya di London, sejak tahun 2016 lalu, ia telah ‘berkeliaran’ di Barat Daya Amerika hingga menuju Puebla, Meksiko. Ia juga mengunjungi Mongolia dan berjalan di sepanjang jalan salju di Kirgistan. Ia melakukan semuanya melalui Google Street View dan telah mengumpulkan sekitar 40.000 foto dalam perjalanannya. Pada saat gelora semangatnya membuncah untuk berkelana daring, Kenny sanggup menghabiskan hingga 18 jam sehari untuk berkeliling dunia secara virtual.
ADVERTISEMENT
Kenny sadar bahwa dirinya mengidap agorafobia sejak 25 tahun yang lalu. Seiring waktu, fobianya semakin memburuk. Ia sangat takut untuk berada di tempat-tempat umum, seperti dalam moda transportasi umum, restoran, mal, bahkan jalanan. Ia mengaku "begitu takut terperangkap" (perasaan yang sering muncul pada penderita penyakit ini) sehingga tidak dapat pulang ke rumah. Ketika ia memaksakan diri untuk kabur dari tempat keramaian itu, Kenny akan merasa tersesat dan tidak tahu jalan pulang. Kelinglungan ini membuatnya menyusuri beberapa jalan tanpa tujuan, kemudian ia menjadi semakin cemas dan serangan panik pun terjadi.
Dalam petualangannya mengelilingi dunia secara virtual, tempat pertama yang Kenny kunjungi adalah Brasil. Ia melihat banyak seni di jalanan dan tertarik untuk melangkah lebih jauh. Ia pun melanjutkan perjalanan, melihat tempat-tempat lain di Bumi, dan menjadi bersemangat untuk mencari hal-hal baru melalui Street View. Kenny juga menyukai tempat bernuansa gurun. Ia sering pergi ke kota-kota kecil di Amerika Tengah, Mongolia, Timur Tengah, dan tempat-tempat yang menurutnya menarik.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah pengalaman yang sangat berbeda dibandingkan dengan bepergian secara fisik, karena Anda akan menggunakan lebih banyak indera ketika Anda bepergian secara normal. Tetapi, yang penting bagi saya adalah karena saya sangat ingin bepergian, tetapi saya tidak pernah dapat menikmati bagian dari proses perjalanan. Jadi, meskipun itu hanya visual, dalam imajinasi saya, bagi saya itu menyenangkan,” kata Kenny.
Referensi: