Konten dari Pengguna

Kisah Tragis Si Kembar Lima, Dionne Bersaudara

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
23 Januari 2020 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemarin di Indonesia, muncul berita viral tentang pertemuan dua anak yang sebenarnya terlahir kembar. Pertemuan tak terduga ini terjadi akibat peran media sosial. Namun di Kanada ada sebuah kisah tragis tentang lima anak kembar, Dionne bersaudara, yang justru hidup dalam eksploitasi pemerintah dan orang tuanya. Apalagi tahun 1934 keberadaan anak kembar lima sangatlah jarang terjadi sehingga mereka dijadikan semacam objek wisata dari rumah sakit milik pemerintah daerah Ontario.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya Elzire Dionne, ibu dari kelima anak kembar itu tidak menyangka akan melahirkan anak perempuan kembar lima. Elzire hanya menduga dirinya tengah mengandung anak kembar dan tidak terlintas dalam benaknya bahwa ada lima bayi dalam rahimnya. Kondisi langka ini hanya terjadi pada sekitar satu dari 55 juta orang di dunia. Terlebih lagi Dionne bersaudara lahir sebagai kembar identik yang makin menambah keunikan mereka. Kedua orang tuanya menamai mereka Annette, Cecile, Yvonne, Marie dan Emilie.
Foto: Bayi kembar lima
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Bayi kembar lima
Kelima bayi perempuan itu lahir pada 28 Mei 1934, dua bulan sebelum waktunya, di desa Corbeil, Ontario Utara, Kanada. Ketika lahir berat badan mereka hanya 6 kg lebih, dengan yang terbesar berbobot 2 pon setengah dan yang terkecil adalah 1 pon, 8 ons. Mereka nyaris terlahir dalam kondisi kritis akibat masalah pernapasan serius, ditambah lagi kondisi rumah pertanian milik orang tuanya tidak memiliki pemanas dan listrik. Dokter yang membantu dalam persalinan, Allan Roy Dafoe berupaya maksimal untuk bisa membuat kelima bayi prematur itu lahir dengan selamat. Dalam keadaan serba terbatas dan tanpa akses ke peralatan medis, ia mencoba mensterilkan rumah pertanian itu, menjaga agar bayi tetap hangat di keranjang anyaman menggunakan botol air panas atau oven terbuka, dan merekrut perawat untuk memijat bayi-bayi tersebut dengan minyak zaitun. Dafoe juga mengatur agar pasokan susu bagi kelima bayi tersebut dapat terpenuhi namun, karena ASI ibunya terbatas, ia memberi susu sapi, air steril dan sirup jagung, dicampur dengan satu atau dua tetes rum untuk stimulan.
ADVERTISEMENT
Berita kelahiran ajaib itu pun menyebar ke seluruh penjuru Amerika Serikat, wartawan dan fotografer berdatangan ke kota kecil itu, diikuti ribuan penonton. Mereka berkumpul di luar rumah pertanian dan mengintip melalui jendela untuk melihat keajaiban dari si kembar lima. Respon luar biasa ini menuai pro dan kontra, beberapa tetangga mengejek keluarga Dionne karena membuat desanya menjadi penuh dengan manusia, yang lain memberikan bantuan moneter seperti menawarkan untuk membeli tempat tidur untuk bayi mereka dengan harga seribu dolar hingga rumah sakit setempat mengirimkan dua inkubator.
Seiring pertumbuhan kelima bayi kembar, kondisi keuangan keluarga Dionne makin sulit dan membuat ayah mereka, Olivia Dionne putus asa. Tiba-tiba datang seorang peserta pameran di Chicago World's Fair, yang ingin menampilkan bayi-bayi itu dalam pertunjukkan mereka. Olivia sempat meminta saran dari pendeta desa yang menasehatinya untuk menerima tawaran itu serta menawarkan diri sebagai manajer bisnisnya. Olivia pun menandatangi kesepakatan tersebut hingga mengakibatkan mereka dituduh oleh pemerintah setempat karena mengeksploitasi anak-anak mereka. Olivia menyesal dan berupaya keluar dari kesepakatan itu, sayangnya promotor Chicago Fair menolak. Atas saran dari pengacarannya, Olivia dan Elzire Dionne terpaksa menandatangi perjanjian pengambilan hak asuh anak mereka kepada Palang Merah Ontario (yang selama ini membantu proses persalinan Dionne bersaudara).
ADVERTISEMENT
Ternyata, Palang Merah Ontario atau rumah perlindungan tempat pengasuhan kelima kembar itu malah sengaja menjadikan mereka semacam objek wisata yang dalam artian turut mengeksploitasi juga. Desain bagunan rumah dibuat seperti taman rekreasi yang bisa dikunjungi turis, tempat itu dikenal dengan nama "Quintland". Kamar Dionne bersaudara dibuat menjadi "kebun binatang bayi" yang sesungguhnya, taman bermain mereka dirancang terbuka serta dikeliling oleh arcade (semacam kaca tertutup yang memungkinkan wisatawan mengamati para suster di balik layar satu arah saat mereka sedang bermain). Seluruh properti di area tempat mereka tinggal dikelilingi oleh pagar kawat berduri setinggi tujuh kaki, dijaga ketat oleh polisi dan dipasang papan pemberitahuan "Mohon kerjasamanya untuk tidak berisik" dan "Tidak diperbolehkan mengambil foto anak-anak".
ADVERTISEMENT
Di dalam rumah pengasuhan, kelima kembar itu memang diperlakukan seperti putri namun dibesarkan dengan disiplin yang ketat. Mereka harus mengikuti jadwal yang dibuat oleh para dokter atau suster disana seperti bangun jam 6.30 pagi, minum jus jeruk dan minyak Cod, mandi, doa pagi dan sarapan. Setelah sarapan biasanya mereka bermain di ruang berjemur selama tiga puluh menit, beristirahat lima belas menit dan pukul sembilan melakukan inspeksi pagi dengan Dr. Dafoe. Ketika malam mereka akan makan malam tepat pukul enam dan sebelum tidur akan ada jadwal pergi bermain yang tenang untuk mengucapkan doa malam mereka. Keadaan ini membuat Elzire dan Oliva sebagai kedua orang tua dari si kembar lima tidak leluasa untuk bisa menemani atau bertemu buah hatinya, mereka terus diawasi ketika hendak bermain dengan bayi mereka.
ADVERTISEMENT
Foto: Ilustrasi tentang anak kembar lima Quintuplets dalam souvenir-souvenir
Ketika Dionne bersaudara mulai tumbuh menjadi anak-anak, mereka mulai muncul dalam iklan produk seperti kecap Heinz. oat Quaker, permen penyelamat, sabun Palmolive, Lysol, mesin tik, roti, es krim, penutup kasur yang disanitasi, dan banyak lagi. Toko-toko suvenir pun banyak menjual foto berbingkai, cangkir, piring, plakat, permen, buku, kartu pos, dan boneka yang menampilkan gambar mereka, Oliva sendiri bahkan turut mengelola toko suvenir di seberang kamar bayi si kembar. Gadis-gadis itu juga muncul dalam tiga film Hollywood.
Dalam sembilan tahun yang mereka habiskan di "Quintland", Dionne bersaudara telah meraup keuntungan lebih dari $ 50 juta, total pendapatan wisata ke Ontario. Selama periode singkat ini, Quintland menjadi objek wisata terbesar di Ontario, melebihi Air Terjun Niagara. Uang tersebut masuk ke kas pemerintah dan mereka tidak mendapatkan apa-apa. Pada tahun 1943, setelah pertempuran hukum selama sembilan tahun tentang hak asuh Dionnes bersaudara akhirnya kedua orang tua mereka, Oliva dan Elzire mendapatkan kembali hak asuhnya Sayangnya, reuni keluarga itu tidak bahagia, kekayaan telah mengubah keluarga itu menjadi neraka bagi anak-anaknya. Elzire, sang ibu memperlakukan mereka dengan kasar, meneriaki penghinaan dan memukul. Ayah mereka bahkan melecehkan mereka secara seksual.
ADVERTISEMENT
Foto: Dionne bersaudara ketika sudah remaja
Begitu mereka berusia 18 tahun dan berhak menentukan nasib sendiri, kelima gadis itu memutuskan semua hubungan dengan kedua orang tua mereka dan pergi sekolah di Quebec lalu menetap di sana. Ternyata pengaruh kehidupan masa kecil yang penuh tekanan dan eksploitasi baik dari pemerintah serta orang tuanya membuat psikologi dari kelima anak tersebut terganggu. Mereka hidup menjauh dari keluarga dan menyendiri tanpa memiliki teman. Dari kelima kembar itu dua diantaranya meninggal dunia akibat sakit yaitu Emilie, ia meninggal muda pada usia 20 akibat epilepsi yang tidak diobati dan Marie meninggal pada 1970 akibat gumpalan darah di otaknya.
Foto: Yvonne, Annette dan Cecile yang tersisa dari si kembar Quintuplets
Pada tahun 1998, ketiga kembar yang masih hidup menggugat Pemerintah Ontario atas eksploitasi itu dan berujung pada permintaan maaf pemerintah serta ganti rugi senilai 4 juta dolar Kanada (Rp40 miliar). Ganti rugi itu merupakan kompensasi sembilan tahun telah memamerkan mereka di taman wisata Quintland. Lalu pada 2001, kembar ketiga bernama Yvonne meninggal dunia. Kini yang tersisa hanyalah Annette dan Cecile yang memilih hidup menjadi biarawati.
ADVERTISEMENT
Sumber: nypost.com | washingtonpost.com| amusingplanet.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org