Kosmos 954, Satelit Nuklir yang Jatuh dari Luar Angkasa

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
13 Mei 2020 19:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Satelit menjadi salah satu objek buatan manusia yang mengorbit Bumi. Setelah satelit tidak berfungsi atau tidak digunakan lagi, mereka akan dilemparkan dengan sengaja ke atmosfer dan dibiarkan terbakar di ketinggian. Kebanyakan dari mereka terbakar sampai habis, sehingga sangat jarang satelit yang menyentuh tanah dalam keadaan utuh. Namun, terkadang satelit juga dapat kembali di atas tanah sebelum hancur, yang kemudian dapat membahayakan populasi manusia, satwa liar, dan lingkungan. Berbahayanya lagi, bagaimana jika satelit tersebut mengandung reaktor nuklir aktif?
ADVERTISEMENT
Saat periode Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, mereka berlomba-lomba meluncurkan lusinan satelit bertenaga nuklir ke luar angkasa. Seperti Transit-41 yang diluncurkan AS pada tahun 1961, salah satu satelit yang menyediakan layanan navigasi ke Angkatan Laut AS. Total ada sekitar 41 buah satelit yang mengorbit, beberapa di antaranya bertenaga nuklir. Banyak dari mereka, tidak lagi berfungsi dan masih berada di garis orbit dengan inti reaktor yang masih utuh.
Lantas, Kosmos 954 diluncurkan pada 18 September 1977 oleh Uni Soviet dan ditugaskan untuk mengorbit Bumi antara 259 dan 277 kilometer setiap 89,5 menit. Di dalamnya ada konverter termionik natrium-kalium yang digerakkan oleh reaktor nuklir yang mengandung sekitar 50 kilogram uranium-235. Setelah beberapa minggu peluncurannya, orbit satelit menjadi tidak menentu dan menyebabkan Kosmos 954 akan berumur pendek. Operator Soviet menyadari bahwa Kosmos 954 akan segera kembali ke Bumi. Buruknya lagi, sistem untuk membuang inti reaktor tersebut gagal.
ADVERTISEMENT
Dengan sikap tanggung jawab, Soviet kemudian menghubungi AS dan semua negara yang berada langsung di jalur terbang satelit tersebut, tentang adanya kemungkinan kejatuhan satelit bereaktor nuklir. Dalam serangkaian pertemuan rahasia dengan Amerika Serikat, para pejabat Uni Soviet memberikan rincian tentang reaktor nuklir Kosmos 954. AS kemudian menawarkan diri untuk membantu dalam membersihkan kontaminasi radioaktif yang mungkin terjadi.
Pada 24 Januari 1978, beberapa menit sebelum matahari terbit, Kosmos 954 pun memasuki atmosfer dan jatuh di Kanada. Puing-puing satelit jatuh di sepanjang jalur 600 kilometer dari Great Slave Lake ke Baker Lake. Operasi pencarian dan pembersihan menelan biaya hampir CAD 14 juta, sementara AS menghabiskan sekitar USD 2,5 juta. Kanada kemudian menagih CAD 6 juta kepada Uni Soviet, setengah dari jumlah yang mereka keluarkan.
Puing-puing Kosmos 954 | Wikimedia Commons
Kekhawatiran yang sebenarnya dimulai saat sebagian besar inti reaktor menabrak es dan tenggelam di dalam air. Air bertindak sebagai moderator yang dapat memperlambat neutron dan memungkinkan sebuah reaksi yang berantai. Para ahli menyimpulkan bahwa inti satelit tersebut telah hancur hampir sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Namun, para ahli juga mencatat bahwa setidaknya ada seperempat reaktor (7-8 kg) yang jatuh berubah menjadi partikel halus berdiameter 1mm. Partikel ini berada di atmosfer selama bertahun-tahun dan perlahan turun ke permukaan Bumi. Apabila seseorang secara tidak sengaja menghirupnya, maka partikel tersebut akan melewati saluran pencernaan dan keluar dari tubuh dalam waktu 48 jam, efeknya tidak lebih dari radiasi sinar-x konvensional.
Kosmos 954 bukanlah satelit bertenaga nuklir pertama yang gagal. Di tahun 1973, kegagalan serupa menyebabkan reaktor jatuh ke Samudera Pasifik di utara Jepang. Ada juga Kosmos 1402, satelit milik Uni Soviet yang jatuh di Samudera Hindia pada tahun 1983. Melihat hal ini, ada kemungkinan di masa mendatang akan ada satelit lain yang jauh, sebab tenaga nuklir masih terus digunakan dalam eksplorasi ruang angkasa.
ADVERTISEMENT