Konten dari Pengguna

Kubus Uranium Nazi, Jejak-jejak Pengembangan Bom Nuklir Pertama

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
3 Oktober 2020 6:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kubus uranium | Flickr/Horst Mall
zoom-in-whitePerbesar
Kubus uranium | Flickr/Horst Mall
ADVERTISEMENT
Pada musim panas 2013, fisikawan Timothy Koeth dari University of Maryland menerima hadiah dari temannya, yaitu kubus logam kecil, 2 inci per sisi, dibungkus dengan selembar kertas. Koeth segera mengenali kubus itu dari foto-foto lama yang dia lihat di buku-buku tentang sejarah nuklir. Catatan yang menyertai kado itu semakin meyakinkan dugaannya:
ADVERTISEMENT
“Diambil dari Jerman, dari reaktor nuklir yang coba dibangun (Adolf) Hitler. Hadiah dari (Robert D.) Ninninger. Itu adalah salah satu kubus yang dibuat ilmuwan nuklir Jerman sebagai reaktor eksperimental. Selain beberapa kubus, seperti yang ada di meja Koeth hari ini, sisanya tidak diketahui keberadaannya.
Teknologi nuklir Jerman dua tahun lebih dulu mengungguli Amerika. Fisikawan mereka bereksperimen dengan atom bahkan sebelum perang dimulai. Pada Desember 1938, ahli kimia Jerman, Otto Hahn dan asistennya Fritz Strassman, menemukan fisi nuklir untuk pertama kalinya. Selama empat bulan, para ilmuwan Jerman membahas reaktor nuklir. Mereka menyebutnya sebagai uranmaschine, atau "mesin uranium", dan mereka sendiri disebut Uranverein atau "Uranium Club".
Uranverein melanjutkan eksperimen-eksperimennya di Universitas Georg-Agustus Göttingen. Namun, saat itu Hitler menginvasi Polandia, sehingga banyak fisikawan dipanggil untuk pelatihan militer dan Uranverein dibubarkan, walaupun tidak lama. Karena, Angkatan Darat Jerman telah mendengar tentang energi nuklir dan penerapan potensinya.
ADVERTISEMENT
Dua minggu setelah Perang Dunia 2 dimulai, sebuah pertemuan diadakan di Berlin dan fisikawan top negara itu diundang, termasuk Walther Bothe, Siegfried Flügge, Hans Geiger, Otto Hahn, dan Werner Heisenberg yang menyatakan bahwa pada prinsipnya bom atom bisa dibuat. Pernyataannya kemudian menjadi dasar teoritis untuk semua penelitian berikutnya tentang topik tersebut.
Heisenberg berasumsi bahwa reaktor nuklir dapat dibangun dengan dua cara yang berbeda. Pertama, dengan menggunakan uranium yang diperkaya dan moderator yang mudah diperoleh seperti air biasa. Kedua, dengan menggunakan uranium alami dan air berat atau grafit yang sangat murni sebagai moderator. Dengan berbagai pertimbangan, mereka memilih cara yang kedua.
Untuk mengetahui bagaimana ini bisa berhasil, para ilmuwan Jerman merancang reaktor eksperimental, di mana mereka membuat 664 kubus uranium alami dan dirangkai dengan kabel pesawat. Kemudian, mereka menenggelamkan kubus dalam tangki air berat yang dilindungi grafit untuk mencegah paparan radiasi. Ini dikenal sebagai reaktor nuklir B-VIII dan dibangun di sebuah gua rahasia di Haigerloch, Jerman selatan, antara Februari dan April 1945, tepat sebelum perang di Eropa berakhir.
ADVERTISEMENT
Lalu, saat sekutu mendekati Jerman, ilmuwan Heisenberg dengan cepat membongkar B-VIII dan mengubur kubus uranium di lapangan terdekat. Air yang deras disembunyikan di dalam tong, dan beberapa dokumentasi penting disembunyikan. Heisenberg sendiri melarikan diri dengan sepeda, membawa beberapa kubus di dalam ransel.
Kubus uranium | Wikimedia Commons
Sekutu menemukan kubus yang terkubur dan mengirimkannya ke Amerika, tetapi apa yang terjadi setelah itu tidak sepenuhnya jelas dan masih menjadi misteri hingga saat ini. Ada kemungkinan bahwa beberapa mungkin berakhir di Oak Ridge, di mana mereka dilebur, diproses dan diproduksi menjadi senjata atom Amerika.
Sejak penemuan kubus oleh Timothy Koeth, sepuluh lainnya dilacak ke koleksi pribadi dan umum. Lembaga Smithsonian memilikinya, begitu pula Universitas Harvard.
ADVERTISEMENT
Saat ini, ada sebuah museum di Haigerloch, bertempat di dalam gudang batu yang sama tempat ilmuwan Jerman membangun reaktor nuklir mereka yang gagal. Museum Atomkeller dibuka pada tahun 1980 dan menampilkan sejarah penelitian atom Jerman dari Otto Hahn hingga saat ini. Ada juga replika reaktor riset dengan kubus gantung, serta dua kubus uranium asli.