Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Larer, Kavasitas, Jebra Cross, dan Kesalahan Verbal di Sekitar Kita
25 Oktober 2017 17:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kata-kata tersebut hanyalah sebagian contoh dari kesalahan kecil kita dalam mengucapkan huruf (bukan 'hurup'), yang akhirnya terpaksa harus dimaklumi.
Terima kasih kepada bapak pedagang kaki lima di Tanah Abang yang videonya sedang viral, atas penjelasannya mengenai hipotesa kemacetan. Berkat dia, kita tahu, bahwa penyebab kemacetan yang sesungguhnya ialah para pejalan kaki yang seperti 'larer' dalam jumlah yang melebihi 'kavasitas'.
ADVERTISEMENT
Berarti kemacetan bukan disebabkan pedagang kaki lima yang dagang di trotoar dan bukan karena terlalu banyak motor kredit berkeliaran di jalan?! Menurut si bapa sih begitu.
Foto: nymag.com
Tapi, lupakan dulu ihwal macet yang tak ada akhirnya itu. Mari kita fokus pada 'larer' dan 'kavasitas' yang dia ucapkan. Andai saja si bapak 'pantastis' itu diberikan waktu wawancara yang lebih lama, mungkin dia juga akan membahas 'jebra cross' yang kini tak lagi jadi hak pejalan kaki.
Apa sebenarnya yang membuat lidah kita seakan terbelit dan sulit melafalkan suatu huruf tertentu dalam sebuah kata? Menurut ahli bahasa Chi Luu, ini suatu kasus yang hampir mirip dengan 'tip-of-the-tongue phenomenon'. Suatu kondisi saat lidah kita tak mampu mengucapkan apa yang sebenarnya ingin kita katakan.
ADVERTISEMENT
"Kita membentuk kata-kata dalam bentuk pemikiran sebelum mengucapkannya," papar Luu dilansir New York magazine . "Namun, saat diucapkan, kata-kata itu rusak di ujung lidah."
Foto: thoughtco.com
Kesalahan mengartikulasikan fonologi kata juga sering disebabkan kebiasaan turun temurun atau pengaruh dari bahasa daerah. Seperti kesalahan melafalkan 'F' dan 'V' sebagai 'P', ataupun sebaliknya dalam kasus 'kavasitas'.
Terkadang, urutan huruf tertentu juga menyulitkan lidah kita, sehingga lebih enak untuk meleburkan bunyinya. Kata anjing oleh sebagian orang lebih sering dilafalkan 'anying', dan tentunya 'larer' jauh lebih mudah diucapkan daripada laler.