Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Lítla Dímun, Pulau dengan Awan Tersendiri
24 Mei 2020 12:29 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Terkucilkan dari segala kesibukan aktivitas manusia, Lítla Dímun menjadi satu-satunya daratan yang tidak berpenghuni di antara pulau-pulau utama Faroe. Orang-orang memang rutin mengunjungi pulau ini selama berabad-abad, terutama para petani, untuk merawat satu-satunya mahluk yang layak disebut sebagai penghuni tetap Lítla Dímun: domba-domba.
ADVERTISEMENT
Pulau itu juga merupakan yang terkecil dari 18 pulau utama di Kepulauan Faroe, dengan luas kurang dari 100 hektar. Sekitar 1/3 bagian selatan pulau ini berbentuk tebing yang terjal, dengan sisanya menjadi bagian dari pegunungan Slættirnir (414 m).
Satu fitur yang paling menarik perhatian dari Lítla Dímun ialah sering tertutup awan khusus yang terpisah dari gerombolan awan lainnya. Seakan-akan memiliki awan tersendiri. Jenis awan ini dikenal sebagai awan lenticular, karena bentuknya seperti lensa. Awan lenticular selalu diam tak bergerak dan terlihat seperti topi ketika terbentuk di atas puncak gunung atau pulau-pulau, seperti Litla Dimun.
Adakalanya, awan lenticular senantiasa menggantung di atas Litla Dimun, seperti selimut basah dan lembab. Kadang-kadang awan ini tumpah, merayap di atas tanah hijau, dan menuju ke arah laut yang dingin.
Sebetulnya, sebelum kedatangan para petani modern, Lítla Dímun dihuni oleh domba endemik yang berwarna hitam dan berekor pendek. Diyakini, berdasarkan disebutkan pemaparan dalam karya Færeyinga Saga (Saga of the Faroese) dari abad ke-13, jenis domba ini ialah keturunan dari domba kuno yang dibawa oleh manusia ke Lítla Dímun pada Era Neolitikum.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, makhluk langka itu punah akibat ulah manusia pada tahun 1800-an dan tidak meninggalkan satu pun garis keturunan. Lantas, Lítla Dímun pun menjadi rumah bagi domba Faroes yang telah dijinakkan oleh para petani. Setiap musim gugur, orang-orang ini akan menuju Lítla Dímun untuk mengumpulkan domba yang telah siap dijual atau disembelih.