Konten dari Pengguna

Lukisan Cat Air: Dunia Visual Sebelum Era Fotografi

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
20 Februari 2019 22:55 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: watercolourworld.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: watercolourworld.org
ADVERTISEMENT
Sebelum tercipta kamera, manusia mendokumentasikan tentang dunia dan manusia di dalamnya melalui lukisan. Melukis menggunakan cat minyak di atas sebuah kanvas adalah media yang menjadi pilihan saat itu, karena warna yang dihasilkan cerah dan daya tahan dari medium itu sendiri yang menjadi alasannya.
ADVERTISEMENT
Namun, mulai dari abad ke-18, banyak dari seniman di Eropa mulai menyukai cat air, terutama yang seniman yang suka melukis di luar ruangan. Bahan dan peralatan melukis dengan cat air dapat dengan mudah dibawa kemana pun.
Selain itu juga, pigmen yang dihasilkan cat air sangat tipis dan transparan sehingga memungkinkan cahaya memantul dari permukaan kanvas dan menghasilkan cahaya yang tidak bisa dibuat oleh cat minyak. Tetapi kelemahan dari cat air dibandingkan dengan cat minyak adalah daya tahannya.
“Watercolors adalah dokumen yang rapuh” dijelaskan oleh Watercolor World yang merupakan badan amal yang telah mendigitalkan ribuah lukisan cat yang berusia ratusan tahun. Watercolor World berpusat di Inggris.
“Cat air dapat memudar seiring berjalannya waktu, terutama jika terpapar sinar matahari dan juga sangat rentan terhadap perubahan suhu dan kelembaban. Untuk alasan ini, banyak lukisan cat air yang disimpan dalam sebuah album dan kotak arsip khusus yang telah diatur keamanannya. Tetapi, konsekuensinya, lukisan cat air kemudian tidak begitu mendapat perhatian publik. Lukisan cat air dipenuhi ketidakjelasan, diabaikan dan diremehkan. Sehingga kadang hilang dan hancur.”
ADVERTISEMENT
Terdapat lebih banyak lukisan cat air di dunia dibanding dengan lukisan cat minyak, dan banyak di antaranya dibuat oleh seniman amatir bukan profesional. Dalam banyak kasus, cat air dibuat untuk kepentingan pribadi seniman itu sendiri atau sebagai sebuah usaha berekpresi para seniman atas pengalaman hidup sang seniman.
Contohnya, ada seorang perwira militer yang melukis sebuah sketsa gambar tempat-tempat eksotis yang pernah ia kunjungi. Sketsa-sketsa ini kemudian diturunkan kepada keluarganya, karena sketsa tersebut merupakan pengamatan personal terhadap tempat-tempat yang dikunjungi, maka sketsa tersebut merupakan sebuah catatan sejarah yang berharga bagi perwira tersebut.
Kegiatan yang dilakukan oleh The Watercolor World telah berhasil mendigitalkan sekitar 80.000 gambar, banyak di antara lukisan cat air baru pertama kali didigitalkan. Yang paling menarik adalah lukisan makam Seti 1 abad ke-19, lukisan itu kemudian digunakan untuk merekonstruksi situs Mesir kuno berskala penuh.
ADVERTISEMENT
“Watercolor World akan menawarkan sebuah perjalanan yang luar biasa memasuki dunia di masa lalu melalui sebuah lukisan cat air, bertemu dengan para pendahulu, mengamati bagaimana mereka hidup dan dicintai,” ucap Fred Hohler, pendiri The Watercolor World.
Hohler meneruskan, “Dengan dunia yang tengah memasuki resiko dari perubahan iklim, naiknya permukaan luat dan lainnya. Proyek ini akan memberikan para ilmuwan dan pencita lingkungan sebuah laporan visual yang akurat tentang sebagian besar yang dialami dunia pada masa lalu. Dan bagi para ahli konservasi dan sejarah, proyek ini memberikan bukti kuat untuk melestarikan dan merekonstruksi, untuk menemukan tempat-tempat yang hilang dan untuk melihat akar dari kemajuan manusia.”