Maeslantkering: Teknologi Kolosal yang Jadi Keajaiban Dunia Modern

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
24 April 2019 8:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Belanda merupakan negara yang secara geografis memiliki daratan yang lebih rendah dari permukaan laut. Sekitar 20 persen wilayah daratannya berada di bawah permukaan laut, sedangkan, 50 persen daratan Belanda hanya berada 1 meter di atas ketinggian permukaan laut.
ADVERTISEMENT
Lantaran kondisi geografis tersebut, Belanda sangat rentan terhadap banjir. Maka, merancang sebuah cara untuk mengendalikan banjir pun merupakan keharusan.
Sejarah mencatat, banjir terbesar pernah terjadi di Belanda pada tahun 1958. Tragedi ini menewaskan 1.835 orang, membuat 70.000 orang terlantar, dan menyebabkan kerusakan hingga mencapai 1 milliar gulden.
Belajar dari pengalaman itu, Belanda dengan serius mulai membangun sebuah teknologi untuk mencegah banjir. Mulai dengan membangun serangkaian bendungan, pintu air, tanggul, dan penghalang badai di wilayah delta Rhine-Meuse-Scheldt. Ketiga wilayah ini adalah daerah yang rentan terhadap luapan air dari Laut Utara.
Selain membangun antisipasi di ketiga delta tersebut, Belanda pun membangun sebuah infrastruktur dengan teknologi tinggi di dekat pelabuhan Rotterdam. Pembangunan ini sempat menjadi kontroversi lantaran pembangunan izinnya sulit didapat. Hal ini disebabkan karena keengganan Belanda untuk menganggu pelabuhan Rotterdam yang menjadi pelabuhan terbesar di Eropa saat itu. Namun, karena kepentingannya berkaitan dengan banyak nyawa, maka izin pembangunan pun dikeluarkan.
ADVERTISEMENT
Di sanalah, sebuah infrastruktur dengan teknologi yang luar biasa dibangun sebagai kunci pertahanan bagi pelabuhan Rotterdam dan masyarakat Belanda dari bencana banjir. Maeslantkering merupakan infrastruktur dengan teknologi penghalang gelombang badai dan gelombang air laut agar tidak mampu memasuki daratan.
Maeslantkering terdiri dari dua pintu ayun besar yang berfungsi menahan air laut. Panjang masing-masing pintunya setara dengan tinggi Menara Eiffel, dengan berat hampir empat kali lipat dari Menara Eiffel. Dua pintu besar ini terdiri dari ruas baja yang memiliki panjang masing-masing ruas 210 meter dan tinggi 22 meter; kedua pintu ini dapat bergerak sejauh 237 meter dengan gerakan mengayun.
Ketika keadaan normal, pintu Maeslantkering akan terbuka selebar 360 meter agar dapat dilewati sebuah kapal. Pintu ini lantas akan secara otomatis tertutup ketika merasakan gelombang badai dan air laut naik sekitar 3 meter.
ADVERTISEMENT
Maeslantkering yang selesai dibangun pada 1997 dinonaktifkan setiap sepuluh tahun sekali di bulan November (seperti yang dilakukan pada November 2007 dan November 2017). Selain itu, tiap setahun sekali Maeslantkering ditutup untuk pemeriksaan dan perbaikan, dilakukan pada tiap bulan Oktober tepat sebelum awal musim badai menimpa Belanda.
Manusia selalu dapat melakukan hal yang menakjubkan untuk mengatasi setiap masalahnya. Sebagai bagian upaya untuk bertahan hidup, Maeslantkering merupakan salah satu bukti betapa menakjubkannya kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Karena kecanggihan tekonologi dan perannya, Maeslantkering dinobatkan sebagai ‘Tujuh Keajaiban Dunia Modern’ oleh Perhimpunan Insinyur Sipil Amerika Serikat.
Sumber: deltawerken.com | amusingplanet.com | rijkswaterstaat.nl