Makam Jangkar Kapal di Pulau Tavira, Portugal

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
4 April 2020 9:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Pulau Tavira terletak di Algarve, wilayah paling selatan Portugal, dan pulau tersebut pernah menjadi rumah bagi komunitas nelayan tuna. Di sekitarnya dikelilingi oleh desa-desa yang banyak ditanamin pohon-pohon jeruk dan almond.
ADVERTISEMENT
Di pulau tersebut, ada pantai yang bernama Barril, membentang sepanjang 14 kilometer. Jika kamu berjalan-jalan di sepanjang pantai tersebut, maka kamu akan menemukan kuburan jangkar yang tertata dengan sangat rapi di sana. Sejak saat itu, pantai tersebut dikenal sebagai kuburan jangkar. Jangkar tersebut ternyata menyimpan memori yang kurang menyenangkan dari para komunitas tersebut.
Foto: oleh Espen Nordenhaug di flickr
Selama berabad-abad, Tavira berkembang dengan sangat pesat dalam industri perikatan tuna. Antara tahun 1841 hingga 1967, Pantai Barril memang menjadi rumah bagi sekitar 80 keluarga yang bergantung pada penangkapan ikan tuna sebagai mata pencaharian mereka. Namun sayang, di pertengahan tahun 1960-an, para tuna mengubah jalur migrasi mereka ke Laut Mediterania, bergerak jauh meninggalkan pantai Algarve.
Karena hal tersebut, penangkapan ikan tuna menjadi tidak berkelanjutan dan para nelayan tidak punya pilihan selain mencari mata pencaharian lain. Mulai pada saat itu, para nelayan tidak pernah kembali ke Pantai Barril, mereka meninggalkan pondok-pondok mereka dan semua peralatan penangkapan ikan yang sudah tidak berguna lagi, termasuk jangkar yang kini sudah berkarat.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1966, jangkar-jangkar tersebut telah berada dalam barisan yang rapi di satu bagian pantai. Semua jangkar ditempatkan dengan cara yang sama, dimana satu sisi menancap bagian pasir dan sisi lain menghadap ke atas. Diasumsikan bahwa beberapa penduduk setempat kembali untuk merapikan barisan jangkar-jangkar tersebut, namun belum diketahui secara pasti siapa yang melakukannya.
Menariknya, jangkar-jangkar di sana tidak ada satupun yang hilang. Padahal benda besi padat memiliki nilai di pasar besi tua, meskipun sudah berkarat. Mungkin saja, orang-orang menyadari bahwa kuburan jangkar tersebut berfungsi sebagai peringatan terhadap sebuah cara hidup yang pernah dilakukan orang lain dan sekarang tidak akan dapat dikembalikan menjadi seperti semula.
Sumber: ststworld.com | dreamstime.com | amusingplanet.com
ADVERTISEMENT